Perusahaan Startup Perlu Dukungan Modal

VIVAnews - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan pentingnya lembaga pembiayaan bagi enterpreneur di bidang teknologi atau disebut juga Teknopreneur. Hal itu dikarenakan karena biasanya perusahaan pemula di bidang teknologi, seringkali kesulitan mendapatkan modal dari perbankan.

"Setiap kali minta pinjaman ke bank, pasti diminta neraca perusahaan lima tahun ke belakang," kata Hatta, di acara malam penganugerahan Teknopreneur Award 2009, di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Rabu 16 Desember 2009.

Hatta yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Alumni ITB, lembaga alumni yang menjadi salah satu penyelenggara acara ini, mengatakan bahwa kebijakan bank tadi biasa ditempuh sebagai bentuk dari asas prudent bank, yang tidak mau mengambil resiko.

Oleh karenanya, Hatta mengatakan, ia telah mengusulkan sebuah lembaga pembiayaan bernama Startup Capital, yang mendapat dana dari APBN untuk menunjang para teknopreneur baru. "Nanti resikonya akan ditanggung kita (pemerintah)," kata Hatta.

Sementara itu, Menkominfo Tifatul Sembiring yang juga hadir dalam acara yang sama, mengakui bahwa konten-konten yang ada saat ini masih didominasi oleh pengusaha dan perusahaan asing. "Kalau kita lihat jalur Fiber Optik (internet), pasti semua mengarah ke Amerika Serikat. Di sana ada Google, Yahoo, Twitter, dan lain-lain," kata Tifatul.

Lebih lanjut, Tifatul menerangkan, setiap satu persen investasi di bidang telematika, bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi antara 3-5 persen. Namun Tifatul tidak menjelaskan secara gamblang bentuk dukungan riil pemerintah untuk mengembangkan para teknopreneur lokal.

Menkominfo hanya mengungkapkan upaya pemerintah saat ini untuk mengurangi kesenjangan digital melalui pembangunan jaringan infrastruktur pita lebar ke kawasan Indonesia timur, melalui program Palapa Ring.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Kadin Bidang Telematika Anindya Bakrie mengatakan bahwa memang pengembangan jaringan infrastruktur dan penyiapan industri konten musti dilaksanakan secara simultan.

Oleh karenanya, Kadin sejak awal mengusulkan dibentuknya lembaga ICT Fund yang dikeoloa pemerintah atau perusahaan fund management milik pemerintah, dengan untuk menyalurkan sepuluh persen dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) di bidang telematika yang besarnya sekitar Rp 7 triliun bagi para perusahaan startup.

Kadin bahkan berrjanji melakukan matching fund dengan rasio 10:1, yakni setiap pemerintah mengalokasikan kembali dana PNBP di atas sebesar Rp10, Kadin akan menggalang dana Rp1 untuk menambah dana pemerintah di ICT Fund tersebut.

Anin yakin bahwa apa ide pembiayaan yang diungkap oleh Menko Perekonomian maupun pengembangan jaringan infrastruktur Menkominfo sama-sama penting. Namun, Anin mengingatkan, bila dukungan terhadap teknopreneur tidak segera dilakukan, maka industri konten lokal bisa kedodoran."Semakin lama kita menunggu, semakin jauh lagi kita ketinggalan.

Beberapa saat lalu, pendiri jejaring mikroblog lokal berbasis lokasi, Koprol.com, Satya Witoelar juga mengungkap kesulitan perusahaan startup (pemula) untuk mendapatkan modal dari bank maupun investor lokal.

Menurutnya Investor lokal sama sekali tidak ada yang melirik untuk mendanai mereka, sementara banyak perusahaan asing yang sudah mulai mengincar perusahaan-perusahaan startup lokal. "Kami disuruh untuk menahan diri agar jangan sampai dibeli sama perusahaan asing, tapi kalau terus begini bagaimana bisa maju?" kata Satya.

Top Trending: Suami Sandra Dewi Punya Saham Triliunan, Ramalan Jayabaya Soal Masa Depan Indonesia
Nikita Mirzani

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Di mata Nikita Mirzani, Rizky Irmansyah adalah sosok laki-laki berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024