Fadli Zon Soroti Server KPU, Pakar IT: Open Source Andal dan Aman

Ketua KPU dan Ketua Bawaslu melihat ruangan server KPU
Sumber :
  • Instagram/@kpu_ri

VIVA – Sistem informasi dan teknologi KPU menjadi sorotan. Server lembaga penyelenggara pemilu itu dikritik kurang kualitatif. Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menuturkan, sistem yang dipakai server KPU terbilang sederhana. Sistem operasinya menggunakan Linux, pangkalan datanya berbasis MySQL dan program Php.

Ganjar Sebut Server Pemilu yang Buruk Jadi Bukti Laporan ke MK

Linux merupakan sistem operasi berbasis open source yang banyak dipakai dan populer dalam dunia teknologi informasi.

"Program-program tersebut bahkan bisa diperoleh gratis," kata Fadli usai meninjau lokasi server di Kantor KPU di Jakarta, beberapa hari lalu.

Menko Polhukam Sebut Data Pemilih di Sirekap Tetap Aman meski Server dari Luar Negeri

Fadli juga mengomentari kondisi ruangan server KPU yang tidak representatif.

“Secara fisik, server KPU itu tak representatif. Seorang ahli IT menaksir dari segi biaya server KPU itu di kisaran Rp1-2 miliar. Begitu pun dengan operation room-nya,” jelas Fadli.   

Sempat Down di Hari Pencoblosan, Website KPU Diserang Ratusan Juta DoS

Pakar forensik digital, Ruby Alamsyah, mengatakan sistem teknologi informasi KPU saat ini masih terbilang cukup memadai. Namun demikian, menurut kacamata Ruby, sistem teknologi informasi KPU sempat tidak bisa mengakomodasi banjir trafik pada awal perhitungan suara Pemilu 2019. 

"Sistem IT KPU yang ada saat ini masih cukup dan memadai, yang kurang hanya beberapa hari awal yang mana sistem IT KPU kewalahan terhadap request masyarakat dan sekaligus serangan DDOS (Distributed Denial of Service). Tapi masalah tersebut akhirnya bisa ditangani," ujar Pendiri serta Kepala Eksekutif dan Chief Digital Forensic PT Digital Forensic Indonesia (DFI) itu kepada VIVA, Selasa, 7 Mei 2019. 

Soal kritikan sistem operasi yang dipakai server KPU menggunakan Linux, Ruby melihat pangkalan data serta pemrograman pada sistem peladen KPU itu menggunakan sumber terbuka (open source). Menurutnya, dengan menggunakan open source tak otomatis sebuah sistem berarti lemah dan tidak aman. 

"Hal ini sama sekali tidak akan mengurangi performa maupun keamanannya. Karena open source sudah terbukti kehandalannya bila dibandingkan yang versi komersil. Banyak sistem IT perusahaan-perusahaan besar dunia menggunakan sistem open source juga," jelasnya. 

Menurut Ruby, perlu bijaksana dalam menilai sebuah sistem informasi dan teknologi. Sebelum menentukan infrastruktur teknologi informasi yang sesuai untuk sebuah sistem, pertama-tama dilihat dulu kebutuhannya. Dari kebutuhan sistem dan anggaran yang tersedia, barulah disesuaikan desain infrastruktur teknologi informasinya. Penyesuaian ini meliputi jaringan, sistem, aplikasi, pangkalan data serta pendukung lainnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya