TNI Bicara Cara Amankan Data Negara lewat Ketinggian

Ilustrasi satelit mengorbit.
Sumber :
  • www.aviantipic.com

VIVA – Saat ini hampir semua tempat penyimpanan data dan informasi di Indonesia dikuasai oleh asing. Tidak heran jika kemudian banyak pihak yang teriak masalah kedaulatan telekomunikasi dan informasi, termasuk mencari alternatif teknologi pendukungnya.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Etika Pelajar di Dunia Digital"

Salah satu yang menarik adalah penggunaan High Altitude Platform System (HAPs) atau wahana dirgantara super. Caranya adalah meletakkan alat berkilo-kilo meter dari permukaan bumi, dilakukan secara mandiri pada titik spesifik.

Sosialisasi mengenai HAPs ini telah dilakukan oleh Marsda TNI Budi Rus Nurhadi Sutejo, Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi, Infromasi dan Aparatur, Kementerian Politik Hukum dan Keamanan. Budi mengatakan HAPs bisa menjadi alternatif untuk kedaulatan telekomunikasi agar terhindar dari sasaran serangan siber.

Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

"Teknologi pendukung wahana dirgantara super bisa digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan jaringan aman mandiri agar bisa berdampak bagi perkembangan industri telekomunikasi dalam negeri," ujarnya di Jakarta. 

Menurutnya, di era digital saat ini, kedaulatan bidang teknologi telekomunikasi sangat penting. Bahkan negara yang tidak memiliki kedaulatan telekomunikasi, praktis akan menjadi sasaran serangan serangan siber seperti penyadapan, peretasan, pembocoran informasi dan sebagainya.

Bank Mandiri Pastikan Likuiditas Solid di Tengah Gejolak Iran-Israel

HAPs merupakan salah satu alternatif wahana teknologi telekomunikasi pada era digital. Ia mampu mengangkut berbagai jenis teknologi telekomunikasi broadband. Wujudnya bisa berupa pesawat, drone atau UAV, sampai balon udara.

Dalam peraturan International Telecommunication Union (ITU), HAPs merupakan stasiun yang berlokasi pada ketinggian 20 hingga 50 km pada titik spesifik, nominal, dan fixed dari permukaan bumi. Dari hasil kajian HAPs menjadi solusi alternatif untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur telekomunikasi terestrial. 

Dari segi penempatan, HAPs termasuk mudah dan fleksibel. Bahkan biaya operasional dan delay propagasi rendah, sudut elevasi lebar dan cakupan luas. Secara teknologi, HAPS memiliki potensi sebagai backbone komunikasi pita lebar untuk menjangkau daerah rural atau pedalaman. 

Penempatan HAPs sebagai stasiun telekomunikasi non-terestrial berada pada lapisan stratosfer dan dianggap tidak membahayakan lalu lintas penerbangan sipil karena berada pada posisi di atas batas ketinggian maksimal pesawat terbang komersial. 

HAPs memiliki potensi yang besar sebagai teknologi penunjang dalam mendukung infrastruktur jaringan aman pemerintah, karena dapat menjadi backhaul/backbone jaringan aman selain satelit. HAPs juga dipercaya mampu menumbuhkan industri telekomunikasi dalam negeri serta mengakselerasi penguasaan industri dirgantara yang strategis oleh bangsa Indonesia. 

Dalam waktu dekat akan diselenggarakan forum konsultasi komunikasi untuk mengkaji secara lebih luas bagaimana pemanfaatan HAPs dalam mendukung jaringan aman mandiri. 

“Dari acara konsultasi dan komunikasi ini diharapkan pemerintah ke depan bisa memperbaiki regulasi konsep pemanfaatan teknologi wahana dirgantara super untuk mendukung jaringan aman mandiri,” kata Marsda Budi Rus Nurhadi Sutejo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya