Hai Milenial, Begini Caranya jadi Pejuang Antihoax

hoaxplay.com
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Informasi palsu atau hoax menjadi masalah rumit yang dihadapi oleh seluruh negara yang ada di dunia.

Amanda Manopo Murka! Gosip Hoaks Tersebar Luas, Keluarga Sampai Tahu

Survei yang dilakukan Dailysocial.id mengatakan, 53,2 persen responden sering menerima hoax, tapi hanya 55,6 persen yang melakukan verifikasi dan 31 persen mengaku kesulitan melakukan deteksi.

Project Officer Hoaxplay.com, Nisrina Nadhifah mengatakan, tren disinformasi di Indonesia semakin bergulir, bahkan sudah ada jauh sebelum tren media sosial. Ia kemudian melakukan riset kelompok usia yang bisa menjadi penjuang antihoax.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

"Mungkin kalau kita lihat beberapa waktu belakangan ini anak muda banyak terima hoaks di grup WhatsApp keluarga. Kita melakukan pemetaan kepada kelompok mahasiswa dan pelajar SMA," katanya di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019.

Untuk melawan informasi palsu maka diperlukan peningkatan literasi digital, sehingga anak muda tidak hanya mendeteksi hoax tapi juga memiliki langkah nyata untuk menghentikannya.

Ada Kabar Baik Buat Milenial dan Gen Z yang Doyan Belanja dan Peduli Penampilan

Ia kemudian menghadirkan platform Hoaxplay.com untuk anak muda yang merupakan pengguna aktif internet usia 15-22 tahun.

Di sana pengguna bisa mendapat pelatihan berpikir kritis, tipologi informasi, teknik mendeteksi dan merespons hoax, serta cara menyikapi dan mengajak melawan hoax.

"Salah satu pesan yang ingin disampaikan, kita tidak mau mendikte anak. Kita tetap memberi kekuasaan ke mereka, cari tahu langkah apa yang mau dilakukan, kita hanya membekali," ujarnya.

Pengguna juga bisa menemukan lima langkah sesi belajar seperti Percaya Hoaks Bikin Maboks, SocialNetworking atau SocialNotworking?, Bohong, Kamu Tukang Bohong!, Percaya Gak Percaya dan Hempaskan Hoaks di Sekitarmu!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya