'Kue' Startup Layanan Kesehatan di Indonesia Masih Besar

Ilustrasi layanan kesehatan di Indonesia.
Sumber :

VIVA – Vice President Marketing Communications Halodoc, Felicia Kawilarang, mengaku perusahaan rintisan (startup) layanan kesehatan memiliki potensi besar di Indonesia.

2024 jadi Tahun Krusial bagi Industri Kripto Indonesia

Menurutnya, akses layanan kesehatan di Indonesia masih sulit, khususnya untuk daerah di Pulau Jawa.

"Saya pikir health care punya kesempatan besar. Utamanya, karena tidak terlalu banyak penyebarannya. Lebih banyak di Pulau Jawa," kata dia di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.

Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan

Hal tersebut yang juga membuat aplikasi layanan kesehatan seperti Halodoc bisa mudah menyebar ke seluruh Indonesia.

Menurut Felicia, baik Halodoc maupun kompetitor, sama-sama memiliki potensi besar untuk mendulang sukses.

Telkomsel Berburu Startup

Apalagi, lanjut dia, jika melihat akses kesehatan daerah di luar Pulau Jawa, yang menurut Felicia masih sangat sulit.

"Akses ke rumah sakit umum atau spesialis, dan ke dokter. Itu sulit. Inilah yang membuat kami merasa punya kesempatan besar untuk sukses," jelasnya.

Felicia juga mengaku bahwa saat ini Halodoc telah memiliki 22 ribu tenaga dokter, dan bekerja sama dengan 500 rumah sakit, hingga September 2019.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, Menkominfo Rudiantara pernah bilang akan muncul unicorn baru di Indonesia. Menurutnya unicorn kelima ini bisa datang dari sektor layanan kesehatan ataupun pendidikan.

Ia menuturkan jika anggaran belanja negara khusus untuk kesehatan dan pendidikan mencapai Rp500 triliun, di mana sekitar Rp100 triliun bisa dialokasikasikan untuk mengembangkan startup di dua bidang tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya