Pesan Rudiantara untuk Menkominfo Periode 2019-2024

Menkominfo Rudiantara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Masa jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2014-2019, Rudiantara akan segera berakhir. Di penghujung masa jabatannya tersebut, dia sudah menyiapkan landasan untuk Menkominfo periode selanjutnya. Hal tersebut untuk mengimbangi teknologi yang saat ini terus berkembang.

Menkominfo Kasih Lampu Hijau Operator Telekomunikasi untuk Merger

Menurut pria kelahiran Bogor, 3 Mei 1959 itu, yang harus menjadi fokus dan perhatian Menteri di kabinet Presiden Joko Widodo yang baru nanti adalah, infrastruktur yang berkaitan dengan informasi dan teknologi. Sebab, Indonesia bisa dikatakan kurang memperhatikan hal tersebut.

"Jadi fokusnya kepada infrastruktur. Makanya, landasan itu perlu dibuat dari sekarang," ujarnya ditemui di Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.

Isu Partai NasDem Gabung Koalisi Prabowo, Projo: Semua Dirangkul untuk Indonesia Maju

Dia mengatakan, Indonesia menjadi negara yang belanja sektor Informatioan and Communication Technologies (ICT) sangat renda, dan bisa dikatakan terlambat untuk membangun infrastrukturnya. Belanja pemerintah untuk sektor ini diketahui hanya 0,1 persen dari Gross Domestic Product atau GDP.

Baca juga: Soal ponsel BM, kinerja Kemendag disebut masih mengecewakan

Budi Arie Bantah Jokowi Titip Nama Menteri ke Prabowo: Gosip

Jika dibandingkan dengan negara tetangga di wilayah Asia Tenggara, yakni Thailand dan Malaysia, maka belanja untuk sektor ICT Indonesia sangat rendah. Thailand diketahui mencapai 0,3 persen dan Malaysia 0,6 persen untuk pembangunan teknologi dan informatika dari GDP-nya.

"Makanya harus dibangun terus. Artinya satelit baru satu, kami siapkan tahun depan satelit yang kedua, tahun depannya disiapkan satelit ketiga, karena negara ini kepulauan," tuturnya.

Fokus lainnya untuk pengembangan sektor informasi dan teknologi, terkait dengan iklim ekosistem dan juga pengembangan sumber daya manusia. Rudiantara mengingatkan, jangan sampai talenta terbaik bangsa ditarik ke luar negeri.

"Pengembangan SDM jadi tantangannya. Jangan sampai nanti SDM yang bagus ditarik ke luar negeri. Karena kan jumlah SDM yang bagus-bagus di kita itu sedikit. Ini karena negara tetangga juga pengen punya unicorn," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya