Logo WARTAEKONOMI

Butuh Layanan Darurat, Tak Perlu Lagi Telepon 112

Aplikasi Layanan Darurat 112 Jadi Solusi Smart City. (FOTO: Dok. Jasnita)
Aplikasi Layanan Darurat 112 Jadi Solusi Smart City. (FOTO: Dok. Jasnita)
Sumber :
  • wartaekonomi

PT Jasnita Telekomindo Tbk melalui anak perusahaannya, PT Esa Kreasi Negri telah membuat penambahan fitur baru yang bernama Mobile Application for Field Responder atau Aplikasi Mobile untuk Petugas OPD yang membantu pelayanan aplikasi Layanan Darurat 112.

“Melalui aplikasi ini, kami mengharapkan dapat membantu mempercepat program Pemerintah Pusat dalam hal ini , dalam penyelenggaraan pelayanan Panggilan darurat 112, juga membantu Pemerintah Daerah baik Kota maupun Kabupaten dalam menyediakan layanan Darurat 112 yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Kota atau Kabupaten tersebut serta mendukung terwujudnya Smart City di kota-kota tersebut. Selain itu, aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dalam pengoperasian layanan panggilan darurat 112 baik bagi Petugas Call Taker, Dispatcher atau Field Responder.” ungkap Welly Kosasih, Wakil Direktur Utama PT Jasnita Telekomindo Tbk, dalam keterangan resminya, Rabu (16/10/2019). 

“Selain itu, aplikasi ini  juga diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses Panggilan Darurat 112 untuk menangani situasi tanggap darurat seperti kebakaran, kecelakaan, tindak kriminal dan gangguan-gangguan lain yang sering terjadi di masyarakat dengan cukup menekan Panic Button yang ada dalam smartphone mereka. Informasi lebih lanjut atas penggunaan aplikasi 112 dapat dilihat di www.jasnita.co.id/112/” ucap Welly.

Adapun adanya aplikasi tersebut merupakan langkah awal menuju Smart City Indonesia guna turut mengimplementasikan sejumlah strategi dalam era Revolusi  Industri 4.0., yang mengedepankan lebih banyak teknologi seperti AI dan Robotic. 

Konsep Smart City dibangun berdasarkan 6 indikator dengan berlandaskan Cyber Security, yaitu Smart Connectivity, Smart Governance, Smart Services, Smart Automation, Smart Health, dan Smart Mobility.

Dengan mengoptimalkan keenam indikator tersebut dan connectivity yang semakin berkembang, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup di masa depan, agar sejalan dengan pertumbuhan populasi di kota-kota besar di Asia yang diproyeksikan bertambah dua kali lipat hingga tahun 2030.