Daya Beli Masyarakat akan Bergeser, Industri Iklan Harus Putar Otak

Ilustrasi iklan video.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Data Nielsen menyebutkan angka belanja iklan di media TV, cetak, dan radio pada Juli 2018 sampai Juni 2019 menembus angka Rp156 triliun atau naik dua persen secara tahunan (year on year/yoy).

Tren Investasi sektor Industri Terus Naik, Sinergi Kebijakan Instansi Pemerintah Jadi Sorotan

Media TV masih mendapatkan porsi iklan paling besar. Namun yang menariknya adalah angka belanja iklan media digital tumbuh dan memberikan kontribusi sebesar Rp9,3 triliun.

Sementara itu, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) melaporkan bahwa nilai global produk dan jasa kreatif di dunia terus bertumbuh.

Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Capai 193,6 juta, Airlangga: Ada Andil Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Sejumlah lembaga nasional juga mencatat tren pertumbuhan sumbangan industri kreatif terhadap ekonomi nasional diperkirakan mencapai Rp1.211 triliun hingga akhir tahun ini. Tak heran, jika sektor tersebut digadang-gadang akan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Menurut Managing Director FPG Indonesia, Wahab Afwan, disrupsi teknologi telah mengubah tatanan industri dan perekonomian Indonesia, termasuk ranah periklanan dan pemasaran.

Dongkrak Industri Kreatif, Sandiaga Uno Dorong Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha

Perkembangan teknologi digital juga mengubah perilaku masyarakat dalam penggunaan media. Pelaku bisnis, termasuk advertising agency maupun creative agency, perlu melakukan berbagai adaptasi untuk menyesuaikan bisnisnya.

"Karena itu, dalam menyusun strategi komunikasi harus semakin cerdas dengan konsep kreatif yang menarik dengan pemilihan media yang tepat. Tantangan bagi dunia kreatif adalah bagaimana membuat karya iklan bisa mencuri perhatian audiens dan pesannya sampai," ungkap Afwan di Jakarta, Kamis, 28 November 2019.

Ia melanjutkan, industri periklanan di Indonesia tetap akan terus tumbuh dan beradaptasi dengan era digitalisasi. Kalangan bisnis perlu memperhatikan terus bagaimana daya beli masyarakat akan bergeser, karena adanya pergeseran SES (social economy status) yang akan lebih banyak di segmen menengah ke bawah (middle low).

"Saatnya agensi dan produsen untuk mempersiapkan strategi merek untuk menggarap perubahan segmen ini,” ungkap pria yang juga sebagai ketua komisi tetap bidang advertising Kadin Indonesia.

FPG Indonesia, perusahaan yang berlatar belakang periklanan, siap menjadi penghubung jaringan atau network hub perusahaan kreatif pertama di Indonesia di bidang komunikasi dan pemasaran.

Selain sebagai strategic communication consultant, layanan FPG Indonesia juga termasuk creative & media implementation.

Lebih jauh Afwan menjelaskan bahwa keuntungan network hub di bidang komunikasi dan pemasaran adalah perusahaan dapat memilih beragamnya tenaga profesional di bidang periklanan, kreatif, media maupun pemasaran dengan tetap menjaga OKR (Objective and Key Result) dari setiap produk atau brand.

Bukan itu saja. Afwan bilang perusahaan juga memungkinkan untuk joint colllaborations jika produk sudah mempunyai inhouse creative. "Adanya kolaborasi antara agensi dan inhouse creative maka bisa win-win solutions. Klien bisa mendapatkan hasil terbaik dengan efektif dan efisien," tegas dia.

Dengan demikian, ia optimistis periklanan akan menjadi subsektor industi kreatif yang menjanjikan. Pada 2020, ia memasang target pertumbuhan sebesar 15 persen, di mana pangsa pasar atau market share periklanan yang akan diraih sebesar 2-5 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya