Rusia Menuju Tirai Besi Digital

Aksi demonstrasi menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sumber :
  • Engadget

VIVA – Tirai Besi adalah julukan yang identik dengan Uni Soviet. Tirai Besi merupakan lambang untuk negara yang menganut paham komunisme. Itu pada era Perang Dingin.

Peremajaan Sawit Jauh dari Target, Airlangga: Hanya 50 Ribu Hektare per Tahun

Tapi julukan tersebut rupanya masih disematkan oleh Barat pada Rusia, meski Perang Dingin sudah berakhir yang ditandai dengan bubarnya Uni Soviet pada 1991. Ya, Rusia kini mendapat gelar sebagai 'Tirai Besi Digital'.

Hal ini karena negeri Beruang Putih itu sedang menguji coba jaringan internet sendiri sejak Senin, 23 Desember 2019, waktu setempat.

100 Orang Masih Hilang Dalam Aksi Penembakan di Gedung Konser Moskow

Rusia berdalih jika uji coba jaringan internet domestik ini untuk mengurangi ketergantungan, sekaligus menghindari serangan siber dari negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS).

Uji jaringan internet sendiri tersebut adalah bagian dari berlakunya Undang-Undang Internet Berdaulat pada 1 November kemarin, yang bertujuan membangun internet mandiri bagi kepentingan nasional Rusia.

Swiss German University Dukung Revolusi Industri 4.0 di Indonesia!

Dengan UU ini, Rusia telah memberi dirinya kekuatan untuk mendirikan semacam Tirai Besi digital di sekitar jaringannya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rusia, yang bertanggung jawab atas uji coba jaringan internet domestik ini, mengklaim tidak akan mengganggu jaringan pengguna internet biasa.

Juru Bicara Kominfo, Yevgeny Novikov menuturkan, uji coba akan bersifat eksplorasi untuk menguji berbagai potensi dampak eksternal pada internet dan jaringan infrastruktur komunikasi.

Selang dua hari, tepatnya 25 Desember 2019, Rusia mengumumkan bahwa mereka telah sukses menguji coba jaringan internet sendiri yang terpisah dari jaringan internet global (world wide web/www). Meski begitu, detail uji coba tersebut belum jelas, tapi, menurut Novikov, pengguna biasa tidak menyadari adanya perubahan.

"Uji coba sukses dilakukan. Hasilnya akan kami laporkan ke Presiden Vladimir Putin," kata dia seperti dikutip dari BBC, Jumat, 27 Desember 2019.

Tahun lalu, Rusia sudah memperkenalkan Digital Economy National Program (DENP), di mana tercantum di dalamnya adalah para penyedia layanan internet, atau Internet Service Provider (ISP), lokal harus tetap berjalan sebagaimana mestinya ketika Rusia memutus koneksi dengan internet dunia.

Dalam program tersebut, seperti dikutip dari Techcrunch, para ISP akan mengarahkan trafik ke dalam negeri dan mengandalkan Domain Name System (DNS) milik lokal. DNS merupakan ibarat buku telepon untuk internet yang menyimpan nama-nama host maupun domain.

Nah, Undang-Undang Internet Berdaulat ini bertujuan untuk mengarahkan lalu lintas web Rusia dan data melalui titik-titik yang dikendalikan oleh negara, Kominfo, dan untuk membangun DNS Nasional.

Ini yang akan mengakhiri ketergantungan Rusia terhadap sistem IT dari luar negeri, yang dikhawatirkan Rusia, bisa ditutup oleh pemerintah asing. Lantas, apa yang salah dari Rusia yang membangun jaringan internetnya sendiri?

Guru Besar Ilmu Komputer dari Universitas Surrey, Inggris, Alan Woodward, mengatakan jika arah kebijakan Rusia ini merupakan satu langkah dalam pemecahan internet.

Menurutnya, negara-negara otoriter yang ingin mengendalikan apa yang dilihat warga negaranya semakin mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Iran dan China.

"Ini berarti masyarakat tidak akan punya akses berdialog tentang apa yang terjadi di negaranya. Mereka akan diperangkap di dalam gelembung mereka sendiri," jelasnya.

Kebijakan ini, lanjut Woodward, membatasi titik yang pada itu jaringan internet Rusia terhubung dengan jaringan global, memberi pemerintah kendali lebih atas apa yang bisa diakses warga negaranya.

"Ini akan mendorong para ISP dan perusahaan telekomunikasi untuk mengatur jaringan internet di dalam perbatasan mereka sebagai intranet raksasa, seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar," papar dia.

Setiap negara menerima layanan web dari luar negeri lewat kabel bawah laut atau "nodus" (simpul), titik koneksi di mana data dikirim ke dan dari jaringan komunikasi negara lain. Nodus-nodus inilah, ungkap Woodward, perlu diblokir atau setidaknya diregulasi.

"Untuk melakukannya, maka pemerintah perlu bekerja sama dengan para ISP di dalam negeri. Ini akan lebih mudah bila hanya ada sejumlah perusahaan milik negara (BUMN) yang terlibat. Semakin banyak jaringan dan koneksi dalam suatu negara, maka semakin sulit mengontrol aksesnya," tegasnya.

Kemudian, Rusia perlu menciptakan sistem alternatif, sehingga yang oleh beberapa orang disebut sebagai "Runet (Russian Internet) yang berdaulat", selain Tirai Besi Digital.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya