- Pexels
VIVA – Huawei mencari cara untuk mengatasi pemblokiran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang ada di Amerika Serikat. Perusahaan asal China itu mencoba untuk membangun sistemnya sendiri. Cara lainnya dengan melakukan kemitraan dengan perusahaan dari negara selain Amerika Serikat.
Dilansir dari laman TechRadar, Senin, 20 Januari 2020, TomTom baru saja mengungkapkan kesepakatan mereka dengan Huawei untuk penyediaan navigasi, peta dan data lalu lintas. Pengaturan ini disebut telah berlaku beberapa waktu lalu, namun perusahaan masih enggan membagikan rinciannya.
Juru bicara TomTom, Remco Meerstra mengatakan, kesepakatan telah diselesaikan. Namun perusahaan masih menahan diri untuk mengumumkannya karena berbagai alasan.
Teknologi asal negeri Belanda tersebut akan menggantikan Google Maps di ponsel Huawei yang tidak lagi didukung layanan Google Service. Tentunya langkah yang mereka ambil bertujuan untuk meminimalkan dampak larangan yang ditetapkan Donald Trump.
Baca juga: Asteroid Ini Bisa Bikin Penduduk Bumi Tajir Tujuh Turunan
Tahun lalu pemerintah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam. Kemudian mereka melarang perusahaan teknologi bekerja sama dengan perusahaan China tersebut karena khawatir soal keamanan nasional.
Akibat larangan tersebut, Google menangguhkan akses Huawei ke Android. Termasuk aplikasi dan layanan milik perusahaan, salah satunya adalah Google Maps. Padahal Huawei mengandalkan perangkat lunak dan komponen dari negeri Paman Sam untuk pembuatan smartphone.
Larangan yang dilakukan Trump sebenarnya tidak terlalu berpengaruh di China, karena layanan Google sendiri di sana tidak bisa diakses. Namun penangguhan tersebut menjadi masalah di pasar internasional. Di mana banyak konsumen yang bergantung pada aplikasi dari Google.
