Kominfo Tak Bisa Kerja Sendiri Bersih-bersih Hoax Corona

Penyemprotan Desinfektan Cegah Penyebaran Corona.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tidak bisa langsung menutup akun yang terbukti menyebarkan hoax Virus Corona COVID-19. Ini sebabnya, Kominfo bekerja sama dengan platform digital.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

"Tugas dan fungsi Kominfo sesuai dengan kebijakan yang berlaku tidak bisa melakukan penutupan akun yang terbukti menyebarkan hoax," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan di Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020.

Ia juga akan memberikan rekomendasi akun mana saja yang terindikasi menyebarkan hoax. Temuan ini berdasarkan aduan masyarakat dan patroli di media sosial.

Kominfo Ancam Blokir 6 Platform Online Travel Agent yang Belum Daftar Sebagai PSE

Semuel mengatakan pihaknya akan memebrikan rekomendasi soal akun-akun itu. Bukan hanya pada platform digital tapi juga kepada penegak hukum.

"Kami memberikan rekomendasi kepada pemilik platform dan pihak penegak hukum, kemudian mereka yang menutup akun tersebut," ungkap Semuel.

Anggota BPK Achsanul Qosasi Didakwa Terima Uang Korupsi Proyek BTS Rp 40 Miliar

Ia menuturkan pihak kepolisian akan ikut menindak apabila hoax yang disebarkan bersifat masif dan menimbulkan keresahan publik.

"Bila sifatnya masif dan menimbulkan keresahan publik maka akan ditindak lanjuti oleh Kepolisian," tuturnya. Sementara itu, hasil identifikasi Mesin AIS Kominfo menemukan 242 konten hoax dan disinformasi terkait Virus Corona hingga saat ini.

Seluruh konten tersebut tersebar, baik di platform media sosial, pesan instan seperti WhatsApp, serta situs atau website. Salah satu konten hoax yang terjaring Kominfo adalah informasi mengenai berkumur dan minum air hangat yang dicampur gula atau cuka bisa menghilangkan COVID-19.

Adapula kabar Cristiano Ronaldo yang mengubah hotel pribadinya menjadi rumah sakit darurat khusus pasien Virus Corona COVID-19, bisa dipastikan informasi tersebut kena stempel hoax.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya