Menara Sinyal 5G Jadi Korban COVID-19, Kok Bisa Sih?

Indonesia perlu benahi 5G.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Penyebaran virus Corona memang bukan hanya berbahaya bagi kondisi fisik saja, tetapi juga psikis manusia di seluruh dunia. Sebab, tak sedikit yang menghubungkan COVID-19 dengan teori konspirasi yang tidak jelas sumbernya.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Hasilnya, perbuatan nekat dan di luar nalar bisa saja terjadi. Salah satu contohnya sudah terjadi di Inggris. Tiga menara jaringan komunikasi teknologi 5G, dibakar oleh masyarakat yang percaya teori konspirasi pada virus Corona.

"Saya benar-benar marah dan jijik karena mereka membakar infrastruktur, yang padahal saat ini kita butuhkan untuk mengatasi keadaan darurat COVID-19," ujar Director National Health Service (NHS), Stephen Powis seperti dilansir dari The Verge, Minggu 5 April 2020.

Imam Masjid di Inggris Dilaporkan ke Polisi Gegara Izinkan Siswa Salat

Saat ini, polisi terus melakukan penyelidikan terkait aksi brutal dengan membakar menara jaringan telekomunikasi generasi kelima tersebut. Sebab, akhir-akhir ini beredar rumor mengenai perilisan 5G dan kemunculan virus corona di media sosial.

Baca juga: Turnamen PUBG Bisa Bantu Perangi Virus Corona di Indonesia, Caranya?

Lolly Ngaku Bakal Berkarier di Indonesia, Ingin Buat Nikita Mirzani Bangga

Berbagai grup di Facebook dan Nextdoor, disebar hoaks dan menyebut bahwa sinyal komunikasi teknologi 5G adalah sesuatu berbahaya. Salah satu teori mengklaim virus ini berasal dari Wuhan, China karena kota tersebut baru saja merilis 5G.

Informasi yang disebar menyebut, konon virus Corona menyebar ke tempat lain, yang sudah mengadopsi jaringan serupa. Hal ini tentu tidak masuk logika, sebab COVID-19 diketahui juga menyebar ke negara yang belum menggunakan 5G, seperti Jepang dan Iran.

Pemerintah di sana bergerak cepat, dengan melakukan pemeriksaan terhadap sebuah badan amal.Organisasi itu pernah mengatakan, 5G memiliki gelombang radio yang lebih tinggi dibanding 4G atau 3G.

Namun regulator menemukan radiasi elektromagnetiknya jauh di bawah pedoman internasional. Lagipula, tak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa 5G berhubungan erat dengan pandemi yang saat ini terjadi di seluruh dunia, ataupun dengan unsur kesehatan negatif lainnya.

Sayangnya, pernyataan tersebut tidak menghentikan konspirasi liar yang terlanjur beredar di masyarakat. Beberapa orang bahkan melecehkan pekerja, dengan cara menurunkan kabel serat optik untuk instalasi 5G. Mereka beranggapan jika sinyal itu dihidupkan, bisa membunuh semua orang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya