Eropa Tuduh 2 Negara yang Dibenci AS Dalang Pembakaran Menara 5G

Teori Konspirasi 5G dan Virus Corona COVID-19.
Sumber :
  • Business Insider

VIVA – Eropa menuduh dua negara yang dibenci Amerika Serikat (AS), Rusia dan Iran, sebagai dalang dari pembakaran menara 5G di Inggris. Hal ini berkaitan dengan isu liar di media sosial yang menyebut jaringan 5G menularkan Virus Corona COVID-19.

Sri Mulyani Kumpul Bareng Menkeu G20 hingga IMF di AS Bahas Dampak Konflik Israel-Iran 

Pejabat penegak hukum dan keamanan di Eropa sedang melakukan identifikasi pengacau yang menargetkan menara 5G, di mana beberapa minggu lalu terjadi pembakaran di negara Ratu Elizabeth II itu.

Seperti dikutip dari laman Business Insider, Sabtu, 18 April 2020, beberapa di antaranya percaya bahwa teori konspirasi yang keliru ini dirancang oleh aktor-aktor negara. Eropa langsung menuding Rusia dan Iran berpotensi besar menjadi dalangnya.

Ditambah Atletico Madrid, 22 Klub Ini Pastikan Tiket ke Piala Dunia Antarklub 2025

"Teori ini awalnya menyebar di Inggris dan menyebabkan serangan terhadap lusinan menara 5G dan infrastruktur telekomunikasi lainnya. Dan, dalam seminggu terakhir ini isu tersebut menjalar ke hampir seluruh Eropa," kata seorang pejabat intelijen Belanda.

Senin, 13 April lalu, dua menara telekomunikasi yang tidak dilengkapi dengan infrastruktur 5G turut menjadi korban pembakaran di Amsterdam, Belanda. Menurut petugas ada kesalahan informasi yang diterima mengenai menara/

Harus 'Move On' dari Libur Lebaran, Saatnya Kembali Produktif

"Kami lihat semakin banyak media sosial di Belanda, Flemish, dan Jerman yang mendorong teori tidak masuk akal ini selama dua minggu terakhir. Kami lihat banyak kelompok menyerukan penghancuran menara 5G di Eropa Utara," ungkap pejabat intelijen Belanda tersebut.

Sebenarnya teori keliru soal 5G ini sudah berkembang lama, bahkan sebelum Virus Corona mewabah atau dua tahun terakhir. Lusinan video menunjukkan bagaimana burung dan binatang kecil sekarat saat berada di dekat menara 5G.

Menurut petugas yang minta identitasnya dirahasiakan ini mengaku model disinformasi menara 5G sama seperti anti vaksin dan troll online, di mana oknum akan merasa senang jika berhasil meyakinkan orang lain bahwa hal yang mereka sebarkan adalah benar.

Para pejabat Belgia dan Belanda yakin ada tanda-tanda penyebaran hoax yang meningkat tentang hubungan 5G dan COVID-19, yang memiliki sumber daya yang signifikan.

Keduanya kemudian menyimpulkan ada negara yang menyebarkan ketidakpuasan, ketakutan, dan ketidakpastian di Eropa Barat. "Kami melihat ada ekspansi besar-besaran untuk mendorong narasi ini di media sosial dan menggunakan jaringan bot yang dikendalikan oleh Rusia dan Iran," jelas pejabat intelijen Belanda itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya