Logo DW

Kabar Gembira! Ganja Mampu Tingkatkan Resistensi Terhadap Virus Corona

Ganja.
Ganja.
Sumber :
  • dw

Beberapa ilmuwan di komunitas sains mengatakan bahwa ganja medis dapat mengobati berbagai kondisi kesehatan, seperti mual dan demensia. Tapi perlu dicatat bahwa ganja medis tidak sama dengan apa yang Anda sebut dengan ganja rekreasional.

Ganja medis yang merupakan "varietas ganja kebun atau ganja umum”, atau juga ganja jalanan, dikenal karena kandungan Tetrahydrocannabinol (THC) di dalamnya. Kandungan inilah yang merupakan agen psikoaktif utama di dalam obat tersebut.

Penelitian oleh Kovalchuck dan rekannya yang bermarkas di Alberta itu berfokus pada jenis tanaman, Cannabis sativa. Tanaman ini disebut memiliki kandungan cannabinoid anti-inflamasi yang tinggi, yang dikenal sebagai kanabidiol (CBD). Ini adalah komponen kimia utama lain yang dapat ditemukan dalam ganja, selain THC.

Mereka telah mengembangkan lebih dari 800 varian Cannabis sativa baru, dengan kadar CBD yang tinggi. Mereka juga mengindentifikasi 13 ekstrak yang menurut mereka mampu memodifikasi tingkat ACE2 pada "pintu masuk” virus di tubuh manusia.

"Varietas kami memiliki kandungan CBD yang tinggi, atau CBD/THC yang seimbang, karena Anda dapat memberikan dosis yang lebih tinggi dan orang tidak akan terganggu karena sifat psikoaktif THC,” kata Kovalchuck.

Dana sedikit, pengetahuan yang didapat pun sedikit

Bersama dengan Dr. Darry Hudson, seorang lulusan PhD dari Universitas Guelph, Kovalchuck juga turut mengepalai sebuah perusahaan bernama Inplanta Biotechnology. Lembaga dari Kanada ini juga tengah meneliti penggunaan kanabinoid dalam pengobatan.