Bos Facebook Mark Zuckerberg Takut China

Bos Facebook Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • Sott

VIVA – Miliarder dan bos Facebook Mark Zuckerberg takut kepada China. Satu sisi, ia mengaku khawatir dengan regulasi internet yang ketat di negeri Tirai Bambu tersebut. Sisi lain, Zuckerberg takut negara lain akan meniru langkah China soal kebijakan internetnya. Bahkan, secara tegas ia mengatakan model regulasi internet di China sangat berbahaya.

Honda Kenalkan 3 Mobil Listrik Terbarunya Ye Series, Siap Jegal BYD

"Terus terang, regulasi internet yang ketat di China sangat berbahaya. Saya khawatir kalau seperti itu menyebar dan diadopsi oleh negara lain," kata dia, dalam percakapan video dengan Komisioner Industri Uni Eropa, Thierry Breton, seperti dikutip dari situs South China Morning Post, Selasa, 19 Mei 2020. Lebih lanjut Zuckerberg juga menyinggung hal itu sangat berbeda dengan negara-negara Barat yang mengedepankan demokrasi dan keterbukaan.

Ini bukan kali pertama kali Zuckerberg mengkritisi regulasi China. Ia pernah mengecam sensor China dan juga menuding TikTok telah mematuhi sensor Beijing soal protes Hongkong meskipun raksasa teknologi China itu sudah membantah.

Situasi di Timur Tengah Memanas, RI dan China Kompak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB

Kendati demikian, Zuckerberg mengakui perlu adanya aturan soal internet. Ia pun mendukung untuk kerja sama yang lebih dalam dengan institusi demokratis. Menurutnya, jika aturan yang dikeluarkan negara-negara Barat merupakan yang terbaik dan bisa menjadi standard di seluruh dunia. Salah satunya adalah soal privasi data yang telah berlaku dua tahun.

Ia mendorong negara-negara Barat untuk mengantisipasi ekspansi regulasi China dengan alternatif demokratis yang mereka punya. Regulasi internet ala Barat seharusnya menjadi standard di seluruh dunia.

Setelah Jokowi, Menlu China Wang Yi Temui Prabowo Subianto

Zuckerberg sendiri memuji Peraturan Perlindungan Data Umum yang dimiliki oleh Uni Eropa yang menerapkan perubahan untuk Facebook, Twitter, Google dan perusahaan internet lainnya dalam mengumpulkan data pengguna di Eropa. Ia menyebut bahwa kerja sama antar platform teknologi dan regulator harus ada dan tidak bisa dihindari.

"Kami memiliki tanggung jawab bersama untuk membantu mengembangkan ini. Satu hal yang saya hargai soal orang-orang Eropa ini ketika menetapkan kebijakan. Jadi saya pikir bisa jadi standard seluruh dunia," jelas Zuckerberg. Ini adalah kesekian kali Zuckerberg melontarkan ketakutannya akan adopsi regulasi internet China.

Menlu China Wang Yi dalam pidato kebijakan regional China di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin 11 Juli 2022.

Di Tengah Konflik Perang, Tiongkok Dukung Upaya Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, pada hari Kamis 18 April 2024 mengatakan negaranya mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024