Marak Pengemis Online, Pemerintah Jangan Berpangku Tangan

Ilustrasi pengemis online.
Sumber :
  • The Tribune

VIVA – Marak pengemis online, pemerintah jangan berpangku tangan. Artinya, pemerintah diminta melakukan edukasi kepada masyarakat yang juga pengguna internet untuk tidak memberikan bantuan apapun.

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

"Karena mengemis lewat dunia maya maka Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang harus bergerak. Fenomena ini harus diangkat, bahwa model mengemis seperti ini banyak modelnya. Publik juga diingatkan supaya tidak memberi bantuan apapun kepada pengemis online yang berkoar-koar di media sosial," ungkapnya kepada VIVA, Selasa, 26 Mei 2020.

Menurutnya, para pengemis online itu tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, fenomena ini bisa berujung kepada aksi penipuan. Oleh sebab itu, pemerintah diminta hadir untuk memberi langkah apa saja yang harus dilakukan masyarakat.

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024

Selain itu, Ismail juga mengingatkan pilihan memblokir atau menangkap orang-orang yang berperan sebagai pengemis online tidak diperlukan. Karena, jumlah pelakunya banyak serta identitas bisa saja bersifat anonim di dunia maya.

"Enggak perlu, enggak ada gunanya. Itu ngasih komentar kan bisa juga anonim. Lebih ke edukasi publik saja," tutur dia. Untuk masyarakat, Ismail mengingatkan sebaiknya tidak menggubris gangguan pengemis online, yang sudah berani meminta-minta uang dengan mencantumkan nomor ponsel hingga rekening di media sosial.

Peremajaan Sawit Jauh dari Target, Airlangga: Hanya 50 Ribu Hektare per Tahun

"Makanya harus hati-hati. Kalau saran saya ada yang minta-minta gitu jangan digubris. Komentar-komentar itu juga jangan digubris," tegas Ismail.

Media sosial hingga kolom komentar media online belakangan ini sedang ramai dengan 'Pengemis Online'. Mereka mengemis melalui dunia maya dengan meminta uang atau kebutuhan lain kepada orang yang tidak dikenali. Bahkan di antara mereka tidak segan-segan mengumbar nomor ponsel hingga nomor rekening pribadi.

Tujuannya, tentu untuk mendapatkan belas kasih dari orang-orang yang melihat komentar tersebut. Mayoritas dari mereka mengaku mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tempat mereka bekerja sebagai imbas dari wabah Virus Corona COVID-19.

Salah satu pengemis online yang terlihat menuliskan komentar pada media online mengaku kesulitan untuk membayarkan kontrakan. Sebab ia tidak memiliki pekerjaan sejak terkena PHK.

Sementara yang lainnya mengaku tidak tahu harus mencari bantuan ke mana lagi sehingga terpaksa meminta bantuan lewat media sosial. Ia pun menuliskan nomor rekening salah satu bank miliknya dengan harap mendapatkan bantuan.

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto. Muhammad AR/VIVA

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemerintah Beri THR Lebaran bagi Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor mendorong agar pemerintah setempat memberi bantuan semacam "THR Lebaran" bagi 1.134 warga terdampak bencana tiga bulan terakhir ini.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024