Eks Menkominfo Blak-blakan Nasib Platform Digital Usai COVID-19 Lenyap

Mantan Menkominfo Rudiantara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Saat pandemi COVID-19 melanda dan aktivitas dipindahkan di rumah, masyarakat banyak menggunakan platform digital untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Namun, bagaimana setelah pandemi ini berakhir dan orang-orang mulai kembali beraktivitas secara normal lagi?

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Penggunaan platform digital era setelah COVID-19 masih akan sering digunakan. Mantan Menteri Komunikasi dan Informarika (Menkominfo) Periode 2014-2019, Rudiantara, menyebut kemungkinan tidak akan ada penurunan aktivitas di ranah online.

Tapi, menurutnya, kenaikan tersebut tidak akan setinggi saat COVID-19 melanda. "Yang pasti tidak akan turun. Kalau misalnya COVID-19 selesai, katakan tiga tahun lagi, yang pasti tidak akan turun penggunaan platform digitalnya," kata Rudiantara kala berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media, Selasa, 23 Juni 2020.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Ia juga menuturkan jika ada kegiatan yang bisa divirtualkan dan tidak. Apalagi manusia sebagai makhluk sosial yang berkeinginan untuk berinteraksi secara langsung.

"Karena ada yang bisa divirtual, ada yang tidak bisa divirtualkan. Karena kembali manusia pada dasarnya makhluk sosial yang harus berinteraksi secara langsung," ungkapnya.

Menkominfo Kasih Lampu Hijau Operator Telekomunikasi untuk Merger

Pria yang akrab disapa Chief RA itu menyebutkan COVID-19 membuat sejumlah biaya menjadi turun. Misalnya, penurunan pengeluaran perusahaan untuk biaya transportasi.

Tapi hal tersebut hanya berlaku untuk karyawan atau white collar. Sedangkan, blue collar atau buruh yang tetap harus bekerja di pabrik.

"Blue collar itu pabrik tidak bisa. Pabrik tetap datang. Ini fenomena yang tidak akan turun nanti. Naik malah iya, tapi baru mungkin ya kecepatannya tidak setajam saat Covid," kata Rudiantara.

Sebagai informasi, salah satu platform yang mengeruk keuntungan karena COVID-19 adalah Zoom. Hingga April 2020, peserta rapat harian platform teleconference tersebut mencapai 300 juta pengguna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya