Logo DW

Tetangga Indonesia Takluk sama Pengguna TikTok

TikTok.
TikTok.
Sumber :
  • TikTok

Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob menuntut Al Jazeera meminta maaf karena menurutnya sudah menyebut bangsa Melayu sebagai “rasis.” Dan Menteri Komunikasi Saifuddin juga mengancam bakal mencabut izin lisensi untuk kantor berita asal Qatar tersebut.

Polisi juga menginterogasi seorang jurnalis harian Hong Kong, South China Morning Post, lantaran laporan yang sama, perihal nasib buruh migran di Malaysia di tengah wabah Virus Corona.

Al Jazeera dalam bidikan

Amarah pemerintah tersulut perihal sebuah laporan dalam film dokumenter tersebut yang menampilkan bagaimana buruh migran di Malaysia diburu dan dikurung di dalam kamp isolasi atas alasan penerapan karantina. Kondisi ini sudah pula diperingatkan oleh PBB terhadap pemerintah Malaysia, Mei silam.

Beberapa hari berselang, netizen pro pemerintah menggalang aliansi bernama Bawang Army yang melancarkan kampanye anti Al Jazeera di media sosial. Presenter “Malaysia Petang, Herleena Pahlavy, di stasiun televisi Bernama, ikut menganjurkan agar nama Al Jazeera diganti menjadi “al-Jahiliyah” atau kebodohan dalam bahasa Arab.

“Saya Leena Pahlavy. Al Jazeera, Anda tutup mulut,” pungkasnya dalam siaran tertanggal 6 Juli tersebut, seperti dilansir situs berita, Free Malaysia Today.

Pun ketika memrotes penerapan UU Perfilman 1981 di media sosial, vlogar kondang Malaysia, Jin Lim, mengaku bisa “memahami” kebutuhan akan produk perundangan “terhadap pencemaran nama baik,” tuturnya saat membela industri pembuat konten digital agar tidak dikenakan kewajiban lisensi.