Logo BBC

Cerita Astronot NASA Kembali ke Bumi, seperti Dipukul Tongkat Bisbol

Astronot NASA Bob Behnken dan Doug Hurley.
Astronot NASA Bob Behnken dan Doug Hurley.
Sumber :
  • Instagram

 

NASA, Space-X

NASA/Bill Ingalls

Bob Behnken (kiri dan Doug Hurley (kanan), dua orang astronot NASA yang baru mendarat kembali di Bumi

Astronot NASA Bob Behnken dan Doug Hurley menggambarkan suara gaduh, hawa panas, dan goncangan yang mereka alami saat kembali dari luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Crew Dragon pada Minggu, 2 Agustus 2020.

Behnken menyaksikan awan yang mengalir cepat dari jendela dan merasakan goncangan yang terasa seperti "dipukul dari belakang kursi dengan tongkat bisbol". Namun, Hurley dan Behnken mengatakan bahwa wahana antariksa itu bekerja seperti yang diharapkan.

Wahana antariksa Crew Dragon mendarat mulus di Teluk Meksiko, mengakhiri misi kru komersial pertama ke stasiun ruang angkasa.

"Ketika kami turun dan melewati atmosfer, saya pribadi terkejut dengan betapa cepatnya semua peristiwa itu terjadi. Sepertinya hanya beberapa menit kemudian, setelah deorbit burn (tembakan dari mesin pesawat ruang angkasa untuk memungkinkannya memasuki kembali atmosfer Bumi) selesai, kami dapat melihat ke luar jendela dan melihat awan melintas," katanya pada siaran konferensi pers dari NASA Space Center di Houston, Amerika Serikat (AS).

"Begitu kami turun sedikit ke atmosfer, Dragon benar-benar menjadi hidup. Wahana itu mulai menembakkan pendorong (thrusters) dan membuat kami menuju ke arah yang tepat. Suasana mulai bising- Anda dapat mendengar suara gemuruh di luar pesawat. Ketika kendaraan mencoba mengendalikan situasi, Anda merasakan sedikit getaran dalam tubuh Anda,” tuturnya.

"Kami bisa merasakan gerakan-gerakan kecil rolls, pitches, dan yaws (gerakan pesawat seperti mengangguk, berputar, dan menggeleng) - semua gerakan kecil itu kami rasakan dalam pesawat."

Ketika pesawat ruang angkasa itu - yang dinamai Endeavour oleh krunya - melalui atmosfer, kebisingan meningkat dan mesin pendorong mulai menembak terus menerus.

"Saya memang merekam beberapa audio tetapi suaranya tidak terdengar seperti mesin, tapi seperti binatang," kata Behnken.

NASA, Space-X, Bob Behnken

NASA/Bill Ingalls

Selama perjalanan kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), modul kru harus terpisah dari bagian yang disebut trunk, yang terdiri dari panel surya dan radiator penghilang panas.

"Semua peristiwa pemisahan, mulai dari pemisahan trunk hingga penembakan parasut, sangat mirip rasanya seperti dipukul dari belakang kursi dengan tongkat bisbol," kata Bob Behnken.

"Pemisahan trunk terasa cukup mudah, tetapi dengan parasut, goncangannya cukup signifikan."

Dragon capsule

NASA/Bill Ingalls

Behnken juga menggambarkan rasa "panas" yang dia rasakan di dalam kapsul. Dia memuji para insinyur yang bekerja di pesawat ruang angkasa Crew Dragon. "Saya tidak bisa mengatakan tentang betapa baiknya tim SpaceX melatih kami," katanya.

Setelah pendaratan pada hari Minggu, sejumlah kapal pribadi mendekati Crew Dragon, yang turun di laut lepas Pensacola, Florida, AS.

Mereka yang ada di kapal pribadi itu diminta untuk pergi di tengah kekhawatiran adanya bahan kimia berbahaya yang dikeluarkan dari sistem propulsi kapsul.

NASA, Space-X

NASA/Bill Ingalls

Ada kapal-kapal pribadi yang ingin menyaksikan pendaratan Dragon

Hurley mengatakan mereka tidak mengetahui ada kapal itu saat mereka masih duduk di kapsul karena tanda hangus di jendela.

"Anda bisa melihat saat itu adalah siang hari, tapi selain itu sangat sedikit yang bisa kami lihat," katanya.

Hurley mengatakan pengalaman itu "adalah salah satu penghormatan sejati sepanjang hidup saya, tetapi tentu saja, karier profesional saya".

NASA mempercayakan perjalanan astronot ke dan dari ISS ke perusahaan swasta, yaitu SpaceX dan Boeing.

Sejak pensiunnya pesawat ulang-alik pada 2011, Amerika Serikat tidak memiliki pesawat yang dapat meluncurkan astronot dari negaranya.

Dalam tahun-tahun berikutnya, Amerika membayar jutaan dolar per kursi pada Rusia untuk menerbangkan kru AS dengan Soyuz.

Selama misi ulang-alik terakhir - STS-135 - pada 2011, para kru meninggalkan bendera AS di stasiun ruang angkasa dengan maksud agar kru AS berikutnya, yang terbang dengan wahana ruang angkasa AS, dapat mengembalikan bendera itu ke Bumi.

Sembilan tahun kemudian, Hurley dan Behnken telah membawa kembali barang simbolis itu, yang juga terbang pada misi pesawat ulang-alik pertama pada 1981.