Menguak Misteri Mumi Menjerit di Mesir

Mumi menjerit asal Mesir.
Sumber :
  • Arab News

VIVA – Mumi wanita di Mesir yang ditemukan dengan mulut terbuka seperti menjerit baru saja menjalani CT Scan. Mumi tersebut ditemukan di Deir el-Bahari, sebuah kompleks pemakaman dekat kota Luxor pada 1881. Dari hasil CT Scan, pada mumi ini ditemukan aterosklerosis atau endapan plak lemak di dalam pembuluh darah.

Maroko Masuk dalam 5 Besar Negara Terkaya di Afrika

Dilansir dari laman Live Science, Senin, 10 Agustus 2020, ahli mesir berpendapat bahwa mumi wanita itu meninggal dunia karena serangan jantung dan tidak ditemukan selama beberapa jam yang menyebabkan tubuh menjadi kaku. Saat meninggal dunia, posisi rahangnya terbuka sehingga menyebabkan rigor mortis selamanya.

Namun peneliti dari luar Mesir meragukan cerita ini. Salah satu antropolog dari Universitas McMaster, Andrew Wade, menjelaskan mumifikasi adalah proses yang panjang sedangkan rigor mortis hanya berlangsung selama beberapa hari.

Pesawat Super Hercules TNI AU yang Sukses Turunkan Bantuan Kemanusiaan Gaza Akan Tiba di Tanah Air

"Ini lebih kepada pembungkus di sekitar rahang tidak cukup erat untuk menutup mulutnya yang menganga. Sebab, posisinya cenderung jatuh ke posisi terbuka jika dibiarkan sendiri," kata dia.

Saat ditemukan pada 1881, mumi tersebut tersisip nama "Meritamun" tertulis di bungkusnya. Tetapi ahli Mesir Kuno tidak yakin siapa dia karena banyaknya wanita di Mesir Kuno.

10 Negara Afrika dengan Kekuatan Angkatan Laut Paling Mengerikan

Meritamun sendiri merupakan salah satu dari dua mumi yang ditemukan di Deir el-Bahari dengan mulut menganga. Mumi lainnya yang ditemukan di area itu telah diidentifikasi sebagai Pentawere, putra Ramses III, yang bunuh diri setelah diduga berpartisipasi dalam komplotan untuk memotong leher firaun.

Dari hasil CT Scan yang dilakukan dua orang ahli purbakala Mesir, Zahi Hawass dan Sahar Saleem, menunjukkan bahwa Meritamun yang diawetkan itu meninggal dunia tidak dalam keadaan hina seperti Pentawe.

Meritamun disimpan dalam keadaan ditekuk dan disilangkan ke pergelangan kakinya. Berdasarkan tulang dan giginya, kedua peneliti ini percaya Meritamun meninggal dunia pada usia 50 tahun akibat serangan jantung.

Giginya berlubang dan beberapa gigi gerahamnya membusuk hingga tunggul. Hal ini lantaran ditemukannya aterosklerosis.

Tapi, aterosklerosis juga dapat membunuh karena menyebabkan stroke atau penyumbatan pembuluh darah di otak. Namun, mumi menjerit ini bukan hal yang aneh, menurut komentar 2009 di jurnal Archaeology, dan ekspresi aneh ini adalah hasil dari ligamen rahang yang mengendur setelah kematian.

Pembungkus di sekitar rahang biasanya menahan mulut agar tetap tertutup, tetapi ini bisa menjadi longgar sehingga mulut terbuka atau menganga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya