LIPI: Tempe Harus Diselamatkan

Gedung LIPI
Sumber :
  • LinkedIn

VIVA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI mengingatkan bahwa Danau Tempe di Sulawesi Selatan harus diselamatkan, sehingga masuk ke dalam revitalisasi 15 danau kritis di Indonesia yang menjadi prioritas nasional untuk diselamatkan. Danau Tempe mengalami sedimentasi dan banjir dengan periode cukup lama.

Politikus PKS Prihatin Jokowi Tak Paham Kedudukan BRIN soal Orkestrasi Penelitian

“Pendekatan riset yang integratif dan holistik dapat diimplementasikan dengan berbagai modifikasi pada kasus Danau Tempe,“ kata Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, seperti dikutip dari situs resmi LIPI, Senin, 24 Agustus 2020.

Baca: LIPI: Tol Langit Tidak Bisa Ujug-ujug Jadi Solusi Masyarakat Desa

Banyak Kasus Misterius, LIPI Diminta Bisa Ikut Pecahkan

Ia menerangkan jika LIPI melalui Pusat Penelitian Limnologi, akan membantu meneliti ekosistem air, membantu masyarakat sekitar Danau Tempe untuk menyelesaikan masalah dari polusi di danau tersebut. Selain itu juga melestarikan benih ikan dan menunjang kemampuan masyarakat dalam mengolah potensi Danau Tempe.

“Kami ingin memberi solusi, karena apapun yang terjadi dengan tata kelola dan upaya pelestarian sumber daya alam, termasuk danau, pastinya beririsan dengan aspek ekonomi dan sosial budaya,” jelas Laksana.

Perajin Tempe di Jakarta Barat Mulai Naikkan Harga

Oleh karena permasalahan yang terjadi di Danau Tempe adalah sedimentasi, maka rekomendasi alternatifnya melakukan revitalisasi berbasis daya dukung ekosistem untuk mengembalikan fungsi habitat dengan mempertahankan atau memperluas genangan tidak permanen dan memperdalam genangan permanen sehingga ekosistem sektor perikanan terjaga.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ruandha Agung Sudirman, mengungkapkan tantangan yang dihadapi terkait pengelolaan Danau Tempe adalah adanya peningkatan curah hujan akibat kecenderungan peningkatan suhu udara minimum dan maksimum sehingga mengakibatkan peningkatan banjir.

“Selain itu eutrofikasi akibat curah hujan yang tinggi akan mengurangi kesuburan habitat ikan dan kualitas air yang menurun serta perubahan pola rendaman mengakibatkan perubahan terhadap pengelolaan lahan dan perairan," ungkapnya.

Airlangga Mardjono dari Direktorat Bendungan dan Danau, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menambahkan alih fungsi lahan di sekitar Danau Tempe sebagai perumahan dan pertanian merupakan penyebab sedimentasi.

“Solusi untuk mengatasi masalah sedimentasi yang tinggi dan permukiman yang padat di Danau Tempe adalah melalui dredging untuk menambah kapasitas danau dan sungai serta pembangunan bendungan di beberapa wilayah inflow Danau Tempe,” papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya