Bukan Begini Caranya Bikin Orang Tobat Merokok

Ilustrasi berhenti merokok
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Serangan bertubi-tubi diarahkan ke industri rokok lokal. Mulai dari ancaman COVID-19, kenaikan cukai rokok, hingga peredaran rokok ilegal. Menurut Ketua Asosiasi Petani Tembakau Nusa Tenggara Barat, Sahmihudin, jika harga rokok naik bukan berarti bisa menurunkan jumlah perokok. Tapi justru sebaliknya.

Daftar Harga iPhone per 9 April 2024, Ada Diskon 40 Persen

"Bukan begini caranya (menaikkan harga rokok) bikin orang tobat merokok. Itu tidak tepat. Masyarakat perokok sulit dihentikan kebiasaan merokoknya dengan harga rokok yang semakin mahal akibat kenaikan tarif cukai. Mereka akan beralih ke rokok yang sangat murah, tidak bermerek alias ilegal," kata dia, Jumat, 4 September 2020.

Sahmihudin mengingatkan bahwa semakin marak penjualan rokok ilegal maka pemerintah bertambah rugi. Karena, tidak ada pemasukan pajak lewat cukai rokok. "Rokok ilegal kan tidak membayar atau tidak menempelkan pita cukai rokok dari pemerimtah. Terus, jumlah perokok aktif pun ikut bertambah sebab pemerintah sulit mengontrol," paparnya.

Daftar Harga HP Samsung per 8 April 2024, Mulai dari A hingga Z

Dengan demikian, ia menyebut jika ada yang mengaku kebijakan menaikkan cukai rokok bertujuan untuk mengurangi jumlah perokok adalah tidak tepat. "Itu salah sasaran," tutur Sahmihudin.

Dari sisi petani, dirinya mengungkapkan bahwa kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.152 Tahun 2019 yang penerapannya sudah dilakukan sejak April lalu dampaknya sangat merugikan mereka. Penjualan tembakau dari para petani ke industri rokok menurun drastis tahun ini.

Ribuan Masyarakat Serbu Pasar Murah di Nabire Papua Tengah

Sebagai informasi, APTI menolak pemberlakuan simplifikasi penarikan cukai rokok pada tahun depan. Simplifikasi penarikan cukai dan upaya kenaikan cukai rokok dinilai akan menambah beban penderitaan para petani tembakau yang sebagian besar hidup di pedesaan.

Hal ini akan berdampak kepada perusahaan rokok skala kecil dan menengah yang diprediksi akan berguguran. Jutaan petani tembakau dan buruh industri rokok akan kehilangan pekerjaan. Selain itu industri rokok juga mengurangi pembelian tembakau dari para petani. Pembelian tembakau ke petani turun, karena produksi rokoknya juga turun.

Produksi rokok turun, karena penjualan rokoknya menurun drastis karena harganya menjadi tinggi akibat kenaikan cukai yang sangat tinggi.

“Kalau pemerintah memberlakukan simplifikasi penarikan cukai rokok tahun depan maka sudah bisa dibayangkan, ujung-ujungnya para petani tembakau yang rugi besar. Sebab, harga jual produk tembakau yang dihasilkan para petani lebiah murah dibandingkan biaya produksinya," ungkap Sahmihudin.

Sementara itu, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Stiadi, mendukung perjuangan APTI yang menolak beragam upaya menggiring pemerintah memberlakukan simplifikasi penarikan cukai rokok di tahun depan.

“Sebagian besar masyarakat petani tembakau hidup di pedesaan. Kami mendukung petani tembakau untuk berjuang menolak kebijakan simplifikasi cukai termasuk kenaikan cukai rokok," tutur Budi Arie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya