Gojek Curi Perhatian Brasil

Menkominfo menjelaskan Gojek kepada petinggi Brasil
Sumber :
  • Twitter/@kemkominfo

VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menunjukkan kepada Secretary for Informactics Policy Brazil Maximiliano Martinhão, bagaimana Gojek, Tokopedia, OLX, Halo Doc dan platform lainnya dalam memberikan inovasi teknologi digital. Pertemuan keduanya berlangsung di sela G20 Digital Minister Meetings di Dusseldorf, Jerman, Rabu 5 April 2017. Pertemuan perwakilan negara G20 itu membahas isu banyaknya negara anggota G20 yang mengalami tingginya Gini Ratio.

Mantan Bos Gojek Bikin Motor Listrik, Ini Bocoran Wujudnya

Rudiantara mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman mendukung berjalannya platform dengan solusi digitalisasi untuk mengurangi kesenjangan distribusi kesejahteraan. Melalui digitalisasi UMKM melalui marketplace, terbukti memberi peningkatan pendapatan.

Selain itu, ujarnya, digitalisasi tenaga kerja telah memberikan kesempatan bagi siapa saja, termasuk perorangan, untuk memulai kesempatan usaha atau memiliki usaha sendiri. Hal ini salah satunya ditunjang berkat keberhasilan dari layanan transportasi yang memanfaatkan sistem manajemen pemesanan daring seperti Gojek.

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Menanggapi paparan Rudiantara itu, Martinhao menyatakan ketertarikan terhadap layanan transportasi Gojek. Petinggi Brasil itu malah mengungkapkan rakyat Brasil sudah tertarik dengan Gojek.

“Brasil mengetahui Gojek dari pemberitaan publik di sana. Mereka benar-benar tertarik bagaimana Gojek bekerja untuk masalah digitalisasi,” ujar dia dikutip dari rilis Kominfo, Minggu, 9 April 2017. 

Soal Rencana Buyback Saham, Dirut Goto Kedepankan Prinsip Kehati-hatian

Dalam kesempatan itu, Menkominfo juga menjelaskan kepada Brasil Vice Minister yang saat ini sedang kosong, mengenai kontribusi Gojek, Tokopedia, OLX, Halo Doc dan platform lainnya membawa inovasi teknologi digital untuk membantu masyarakat dalam mengurangi Gini Ratio.

Penyelenggaraan program-program inkubasi dan pengembangan beragam model bisnis ekonomi digital terbukti praktis, efektif, dan terukur untuk mengurangi ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan, melalui pemberdayaan UMKM.

Dalam pertemuan perwakilan G20 itu, Menteri Rudiantara menyebutkan pembahasan yang dilakukan mencakup isu banyaknya negara anggota G20 yang mengalami angka Gini Ratio yang tinggi.

Menkominfo menjelaskan, saat ini, negara-negara, baik yang sedang berkembang maupun yang telah maju, menghadapi permasalahan besarnya kesenjangan distribusi. Hal ini terpancar dari Gini Ratio negara-negara anggota G20, termasuk Indonesia.

Kesenjangan distribusi kesejahteraan yang tinggi berdampak pada angka pengangguran yang naik dan miskinnya kesempatan.

“Kita harapkan pertemuan G20 Digital Ministers Meetings ini akan memberikan fokus pada solusi digitalisasi dengan model bisnis yang inovatif melalui sharing ekonomi, inklusi finansial dan workforce digitalisation untuk mengurangi kesenjangan distribusi kesejahteraan,” ujar Rudiantara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya