Peduli Buruh, Mahasiswa IPB Bikin Aplikasi Unik

Penggagas aplikasi buruh, Agung Suharyana saat bertemu Kementerian Ketenagakerjaan.
Sumber :
  • Humas IPB

VIVA.co.id – Berawal dari keprihatinan atas maraknya pemutusan hubungan kerja atau PHK buruh oleh perusahaan, mahasiswa Institut Pertanian Bogor menghasilkan ide aplikasi pembela kaum buruh. 

Google Punya Fitur Pemburu Sinterklas

Gagasan aplikasi ini dinamakan Automatic Welfare of Labour (AWL). Aplikasi itu tercetus dari mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi IPB, Agung Suharyana. Pada prinsipnya, gagasan aplikasi ini ingin terus menghubungkan antara perusahaan dan buruh, meski sang buruh sudah di-PHK.

"Aplikasi ini baru saya buat dalam bentuk gagasan sistem, yaitu bagaimana nanti ada hubungan langsung antara perusahaan dan buruh," ujar Agung kepada VIVA.co.id, Selasa 25 Juli 2017.

Ada Program JKP, Pekerja Ditegaskan Tak Dipungut Iuran Baru

Agung mengatakan, dari pengamatannya selama ini, dalam kasus PHK, buruh selalu menjadi korban. Mereka tidak bisa berkomunikasi dengan perusahaan secara lebih intens. 

Sementara itu, sang buruh juga bingung setelah terkena PHK, akan bekerja di mana. Aplikasi AWL, kata dia, selain menghubungkan dengan perusahaan, buruh juga bisa mencari informasi perusahaan lain.

Pekerja Kena PHK Masih Berhak Dapat Pesangon Meski Sudah Ada JKP

"Saya melihat di lapangan, banyak sekali buruh di-PHK tak ada lagi komunikasi maupun pendekatan perusahaan dengan buruh. Saya ingin ada caranya buruh di-PHK, ada keterikatan," katanya.

Dia mengidamkan, dengan aplikasi tersebut, saat buruh terkena PHK, masih bisa mencari maupun dicari perusahaan lain. 

"Kasarnya bisa jual beli buruh (dengan aplikasi AWL)," tuturnya. 

Agung menuturkan, aplikasi AWL nantinya bakal lebih mewujud sebagai aplikasi mobile, yang di dalamnya terdapat fitur chatting dan database perusahaan serta buruh yang aktif maupun yang non aktif (telah di-PHK).

"Ini lebih ke aplikasi mobile, chatting seperti kita lihat pada ojek online. Jadi perusahaan tak perlu repot menambah tenaga kerja karena sudah ada data buruh dan tak perlu iklan lowongan kerja," ujar Agung.

Dia mengaku, gagasan ini telah menarik perhatian dari Kementerian Ketenagakerjaan. Agung juga sudah diundang khusus untuk mempresentasikan gagasan aplikasi tersebut. Agung mengatakan, Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk mewujudkan aplikasi gagasannya tersebut. 

"Baru sistem gagasan belum jadi aplikasi, ada komitmen dari Kementerian Tenaga Kerja yang ingin gagasan ini bisa terwujud dengan pendekatan beberapa pihak," tuturnya. 

Sebelumnya, karya Agung diikutsertakan pada Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Teknologi (PKM-GT) yang kini telah didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan perbaikan dan data terbaru yang membawanya meraih juara 1 dalam lomba esai ‘Mari Membangun Negeri’ tingkat nasional pada 2016 yang diselenggarakan oleh Future Leader League, dengan judul esai ‘Automatic Welfare of Labour: Standardisasi Penataan Buruh dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Berbasis Flexicurity System’. 

Menteri Ketenagakerjaan, Muhammad Hanif Dhakiri mengapresiasi inovasi Agung, karena hal ini sejalan dengan keinginan Kementerian Ketenagakerjaan untuk menciptakan suatu sistem yang padu dalam meningkatkan kualitas buruh di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya