Bos Bukalapak: Biarkan Asing Masuk, Kendali Tetap di Kita

Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak, Achmad Zaky
Sumber :
  • Viva.co.id/Amal Nur Ngazis

VIVA – Gencarnya investasi asing menyuntik perusahaan rintisan atau startup lokal mendapat perhatian dari medium marketplace daring lokal, Bukalapak. 

Berikut 5 Barang Produktif yang Bisa Anda Beli Menggunakan Paylater

Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak Achmad Zaky menyambut baik arus modal asing di industri startup dan ekonomi digital tanah air. Namun Zaky punya catatan khusus, yakni biarlah asing mendanai perusahaan lokal tapi jangan sampai asing mencaplok pemain lokal. 

"Soal asing kami tak anti. Kami terbuka dengan asing. Tapi biar kita maju terbuka dengan asing, kita yang harus mengontrol," ujarnya ditemui di sela konferensi Tech In Asia Jakarta 2017 di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Rabu 1 November 2017. 

Cara Hemat Belanja Otomotif saat Harbolnas 11.11

Menurut pria asal Sragen itu, kepemilikan atau investasi asing pada perusahaan atau startup lokal harus ada pembatasan. Tujuannya agar asing tidak mengendalikan startup di kemudian hari sehingga aset lokal tetap terjaga. 

"Asing bolehlah tapi cuma 20 persen saja. Kalau nanti fundraising tumbuh, kita tetap yang kontrol," ujarnya. 

Panji Gumilang-Al Zaytun Bakal Dipidana, Ganjar Telepon Heru Budi saat Blusukan

Dia menuturkan komitmen kemandirian dari asing perlu dibangun oleh pengembang startup lokal. Zaky menegaskan, komitmen tersebut tetap dibangun di Bukalapak agar terus berbendera Indonesia. 

"Yang menej, karyawan itu kita yang kontrol. Jadi ini inline dengan misi Indonesia," ujarnya. 

Soal adanya minat besar pemodal ventura untuk menyuntikkan investasinya pada perusahaan lokal, Zaky menyambutnya dengan gembira. Antusiasme itu menunjukkan pasar Indonesia sangat potensial. 

Namun, dia mewanti-wanti, suntikan investasi asing jangan sampai membuat aset lokal yang sudah susah payah dikembangkan pengembang lepas ke luar negeri. 

Jejak investasi asing pada platform di Indonesia terus mengalir. Tahun lalu, Alibaba menguasai mayoritas Lazada Group SA dengan membeli sahamnya sebesar US$1 miliar (Rp13,13 triliun). Seakan tak puas, perusahaan teknologi besutan Jack Ma ini kemudian 'membuang duit' lagi pada pertengahan tahun ini. Tepat Kamis, 17 Agustus 2017, Alibaba menyuntikkan dana segar ke Tokopedia sebesar US$1,1 miliar (Rp14,45 triliun).

Hal ini, sepertinya, membuat 'panas' JD.com. Alhasil, mereka dikabarkan menyuntikkan uang sebesar US$100 juta (Rp1,32 triliun) ke Gojek. Rival terbesar Alibaba ini sebelumnya dikabarkan telah menggelontorkan dana melalui induk perusahaannya, Tencent Holdings Ltd, sebesar US$150 juta atau hampir Rp2 triliun ke Gojek. Sedangkan Traveloka mendapatkan kucuran dana  sekitar US$500 juta (Rp6 Triliun) dari Expedia, East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya