Kecerdasan Buatan Mulai Ancam Manusia, Apa Benar?

Ilustrasi browsing lewat smartphone.
Sumber :
  • Nazanin Tabatabaee Yazdi/TIMA via REUTERS

VIVA – Perusahaan teknologi internet mobile asal China, Cheetah Mobile, ikut mengusung teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang disematkan di seluruh aplikasi besutan mereka, seperti Cheetah Keyboard, Live.me, dan PhotoGrid.

Ex President Barack Obama Makes Surprise Visits to PM Rishi Sunak

Vice President Cheetah Mobile, Johnny Li, menjelaskan mengapa mereka mulai mengadopsi teknologi yang tengah tren itu. Menurut dia, perkembangan teknologi sudah tidak bisa ditahan, bahkan terus bertransformasi, sesuai dengan kebutuhan manusia.

"Dulu kita naik sepeda, sekarang naik mobil. Tidak mungkin kita menghilangkan semua mobil dan hanya memakai sepeda. Ketika AI masuk, kita tidak mungkin masuk kembali ke zaman batu. Kita tetap keep-up with the technology," kata dia kepada VIVA, Kamis, 30 November 2017.

Seniman Spanyol Bakal Nikah dengan Hologram, Pertama di Dunia dan Ini Alasannya

Teknologi AI, ungkap Li, justru makin menguntungkan manusia, dan bukan sebaliknya membuat merugikan. Sebab, masing-masing teknologi sudah ada porsi keahliannya masing-masing.

"Teknologi bisa berkembang menjadi pintar, tapi manusia mampu berkembang lebih pintar dari mesin," tegas Li.

Viral Pria Meditasi Yoga Saat Badai Salju Terjadi, Warga Ributkan Hal Ini

Terlebih, lanjut dia, di Indonesia teknologi AI sangat berguna di bidang kesehatan. Masih banyak di wilayah terpencil Indonesia yang jauh dari jangkauan tenaga medis atau dokter.

"Saya sering berkunjung ke Indonesia bagian timur, di sana dokter sedikit sekali, AI bisa dimanfaatkan," paparnya. Menurut Li, teknologi mempunyai sisi baik dan buruk, dan hal itu tidak bisa dihindarkan.

"Yang terpenting adalah bagaimana cara manusia memanfaatkan sisi baik dari teknologi dan mengurangi sisi buruknya," tutur dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya