Ada Dispenser untuk Tunanetra, Cukup Pakai Suara

Dispenser pintar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Inovasi yang dilakukan Ali Nur Fathoni (23), mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, patut diapresiasi. Berkat kreativitasnya, ia mampu merancang sebuah dispenser pintar yang mampu membantu penyandang tunanetra. Dispenser karya Ali merupakan modifikasi dispenser yang biasa dijual di pasaran.

Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cumlaude UI dengan IPK 3,85

Namun, ia merancang dispenser dengan mode suara. Mengingat alat untuk mengambil air dingin atau panas itu kerap merepotkan para penyandang tunanetra saat hendak membuat minum.

"Tunanetra sendiri kerap menggunakan indra perasa saat mengambil air di dispenser. Jadi saya gunakan sebuah suara yang akan memandu cara penggunaan mereka saat hendak minum," kata Ali kepada VIVA, Jumat, 19 Januari 2018.

Top Trending: Mengenal Ponpes Tajul Alawiyyin, Penampilan Terkini Pemeran Utama The Godfather

Mahasiswa asal Boyolali itu bahkan merancang dispenser bisa mengisi air dalam gelas secara otomatis serta mematikannya juga ketika air sudah penuh.

Seperti dispenser aslinya, ada dua tempat untuk pengisian air, yakni panas dan dingin. Namun, ia menyimpan sensor suara khusus yang menjelaskan air panas, dingin, serta saat air sudah penuh.

Viral Tunanetra Nabrak Baliho Caleg yang Dipasang di Trotoar

"Jadi, saya program ada jeda sekitar lima detik. Ketika air penuh, otomatis air mati dan ada suara "air penuh" sampai gelas diambil. Ada pengatur volume suara juga di sebelah kiri," tuturnya.

Khusus air panas, Ali juga mendesain tiga tombol suhu yakin 50, 70, dan 80 derajat selsius yang bisa dipilih penyandang tunanetra. Apabila pengguna memilih suhu 50 derajat, dispenser pun akan besuara secara otomatis.

"Rekamannya pakai suara saya. Sensornya pakai  inframerah di bawah dan disamping. Kalau yang di bawah mendeteksi gelas, lalu sensor samping untuk mendeteksi gelas bedasarkan tinggi gelas," jelas Ali.

Pakai Sensor

Tak hanya itu, Ali juga merancang sensor yang mampu mendeteksi apakah gelas bisa dipakai untuk dispenser atau tidak.

Caranya, ia memasang sebuah LCD dengan perangkat inframerah. Modifikasi dispenser moda suara ini juga mampu mendeteksi ketika galon dalam kondisi kosong.

Menurut Ali, untuk membuat modifikasi dispenser khusus tunanetra itu membutuhkan penelitian yang cukup panjang. Ia telah memulainya sejak Februari 2016 dan pengujian baru sekitar empat bulan lalu.

Ali juga telah melakukan trial di salah satu komunitas tuna netra di Kota Semarang. "Modifikasi alatnya sekitar 3 bulan. Biaya alat ini sekitar Rp1,5 juta. Komunitas tunanetra sendiri menyambut baik alat ini," papar dia.

Karya Ali kini tercatat menjadi penelitian skripsi untuk menempuh kelulusan di kampusnya. Skripsi itu berjudul “Rancang Bangun Dispenser Otomatis Untuk Penyandang Tunanetra Berbasis Pemrograman Mikrokontroler”. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya