Mei Belum Usai, 4 Kasus Dugaan Peretasan Data Pribadi Hantam Indonesia

Ilustrasi serangan hacker atau siber.
Sumber :
  • Science News

VIVA – Bulan Mei belum juga usai, tapi sudah ada empat kasus dugaan peretasan data pribadi hantam Indonesia. Kabar terakhir adalah 2,3 juta data milik masyarakat Indonesia yang diduga merupakan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berikut empat dugaan kasus peretasan data pribadi milik warga Indonesia sepanjang Mei 2020:

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP

Database KPU

Akun @underthebreach memberikan informasi adanya penjualan data 2,3 juta warga Indonesia di pasar gelap. Akun itu juga mengungkapkan jika pelaku berencana mengungkapkan data 200 juta warga Indonesia lainnya yang dicuri dari database Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

Data yang dibagikan berupa nama, alamat, nomor induk kependudukan dan nomor kartu keluarga. Tweet informasi itu diunggah @underthebreach pada 21 Mei 2020 malam kemarin.

Bhinneka.com

Pekan Depan, MK Batasi Jumlah Saksi di Sidang Sengketa Pilpres 2024

Pada 10 Mei 2020, dari laman ZDNet terungkap peretas ShinyHunters mendapatkan data pribadi pengguna dari 10 perusahaan termasuk e-commerce Bhinneka.com. Ada total data mencapai 73,2 juta dan dijual senilai US$18ribu.

Dari paket tersebut, ada 1,2 juta pengguna Bhinneka.com dan dibanderol US$1200. Tak lama setelah kabar itu bereda, Bhinneka langsung angkat bicara. Group Head Brand Communications and Public Relations Bhinneka.com, Astrid Warsito mengatakan sedang melakukan investigasi soal kebenaran hal tersebut.

Bukalapak

Forum peretasan Raidforums mengaku jika menjual data pengguna Bukalapak berjumlah hampir 13 juta pengguna. Isi data yang diperjualbelikan termasuk email, nama panjang, username, dan tanggal lahir pengguna. Namun, Kepala Eksekutif Bukalapak, Rachmat Kaimuddin mengatakan jika data tersebut berasal dari kejadian tahun lalu. Bukan merupakan data aktif database.

Tokopedia

Pada 2 Mei 2020, @underthebreach juga mengungkapkan dugaan 15 juta data pribadi pengguna Tokopedia bocor. Data tersebut berisi email, kata sandi dan nama. Keesokan harinya, akun yang sama juga mengungkapkan ada data 91 juta pengguna Tokopedia dan dijual seharga US$5 ribu. Pihak Tokopedia langsung melakukan investigasi dan mengatakan tidak ada kebocoran data pembayaran yang dilakukan oleh pengguna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya