Aplikasi Berbasis Blockchain Ini Diklaim Bisa Kurangi Emisi Karbon

Co-CEO SEED, Young-geun Shin.
Sumber :
  • Dok. Sino Eco Energy Development

VIVA – Perusahaan energi ramah lingkungan berbasis Blockchain, Sino Eco Energy Development (SEED), mengembangkan platform crowdfunding yang menggabungkan ekonomi riil dengan investasi. Platform ini dapat digunakan para individu maupun institusi dari seluruh dunia.

Jokowi Resmikan Huntap hingga Proyek Infrastruktur Pascabencana di Sulteng

Menurut Co-CEO SEED, Young-geun Shin, individu atau sebuah organisasi bisa berinvestasi di SEED melalui yang namanya 'Farming’. Melalui Farming, investor bisa mendapatkan pengembalian tetap dalam investasi yang bisa dicairkan di bursa atau exchange, tergantung projek yang diambil.

Sementara itu, bisnis yang dikelola perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini terkait dengan pengurangan emisi, energi hijau, CDM (clean development mechanism) bersertifikat, pengembangan sumber makanan, serta proyek pengelolaan tenaga sampah.

Jennie BLACKPINK Difollow Camila Cabello, Bakal Kolaborasi?

"Proyek pertama SEED Farming adalah SEED Blockchain Center. Ini sebuah gedung berlantai 55 yang akan digunakan untuk kantor pusat kami di sebuah lokasi dengan luas 16.600 meter persegi di kawasan Sudirman di Jakarta," kata Shin, melalui keterangannya, Sabtu, 18 Agustus 2018.

Ia mengaku telah berinvestasi sebesar US$700 juta (Rp10,05 triliun) untuk membangun kompleks yang terdiri atas kantor, mal, rumah, serta hotel, dan rencananya dibangun mulai 2019 dan selesai pada 2023.

Menko Airlangga Bertemu Menteri Singapura Bahas KEK hingga Kerja Sama Ketenagakerjaan

Selain itu, Shin mengaku kalau SEED juga mengembangkan aplikasi bernama 'Planter'. Penggunanya akan diberi mata uang digital bernama Zera jika melakukan kegiatan mengurangi emisi karbondioksida seperti berjalan, lari, bersepeda, dan naik tangga.

Aplikasi ini rencananya akan dirilis Oktober 2018. "Pemanasan Bumi yang semakin dekat akan menjadi bencana. Sekarang manusia tidak boleh dan tidak dapat menunda perang terhadap emisi karbondioksida lagi," ujar Shin.

Belum lama ini SEED juga dipercaya untuk mengintegrasikan teknologi Blockchain dengan Smart City di Mandalay, Myanmar. Shin mengatakan Mandalay akan dirancang sebagai kota penghubung dengan transportasi regional dan internasional yang akan menjadi pusat ekonomi dan budaya.

"Di sana kami akan membangun resort, hotel, theme park, game center, dan kereta berkecepatan tinggi. Ini akan mengubah Mandalay menjadi kota finansial internasional seperti Singapura. Proyek ini sudah mendapat restu dari pemerintah Myanmar," jelas Shin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya