Logo WARTAEKONOMI

Tak Kenal maka Tak Sayang, Kenalan Yuk sama Adware

Hacker.
Hacker.
Sumber :
  • The Motley Fool

JAKARTA – Google baru saja menghapus 38 aplikasi berbahaya di toko aplikasi (play sore) baru-baru ini, karena pengembangnya menyisipkan malware berbentuk adware, yang jelas menyalahi kebijakan privasi.

Bukan hanya 38 aplikasi itu saja, pada akhir Mei 2020, peneliti keamanan siber Kaspersky menemukan aplikasi-aplikasi mengandung adware yang telah diunduh jutaan kali oleh pengguna. Lantas, apa itu adware? Bagaimana dampak adware terhadap perangkat Anda?

Baca: Please, Bilang Pacar Kamu Supaya Hapus Aplikasi Ini

Mengutip situs Hitech, Kamis, 18 Juni 2020, adware merujuk perangkat lunak yang menampilkan iklan di ponsel/komputer Anda. Program itu mencatat riwayat pencarian Anda dan menyerahkannya ke situs pemasar guna menampilkan iklan sesuai preferensi Anda.

Adware yang menghimpun data dengan izin berbeda dengan program spyware Trojan, itu mengumpulkan informasi Anda tanpa persetujuan. Program itu dapat beroperasi secara diam-diam sehingga berisiko memakan daya baterai perangkat Anda secara berlebihan.

Kaspersky menyebut, adware yang mengumpulkan data diam-diam tergolong berbahaya karena serupa dengan Trojan-spy. Jika aplikasi mengandung adware, maka itu bisa mengirimkan iklan berukuran setengah layar ketika perangkat Anda dalam keadaan tak terkunci.

Adware bisa masuk ke ponsel/komputer Anda melalui tiga cara, yakni: (1) freeware atau shareware; (2) situs yang terinfeksi; (3) plug-in atau aplikasi di toko aplikasi atau play store.

Karena itulah, Anda sebagai pengguna ponsel/komputer mesti cerdas dan berhati-hati ketika mengunduh aplikasi dan mengunjungi situs.

Sebelumnya, peneliti WhiteOps baru saja memperingatkan, ada 38 aplikasi kecantikan berbahaya yang bisa membombardir smartphone pengguna dengan iklan.

"Aplikasi-aplikasi ini fokus pada kecantikan dan memiliki taktik penipuan yang tersembunyi. Sebagian besar memiliki fungsi memberi filter pada foto selfie, namun pada saat bersamaan menampilkan iklan di luar konteks," ujar pemimpin penelitian, Nico Agnese.

Ada tiga jenis penipuan yang 38 aplikasi ini lakukan, iklan di luar konteks, navigasi di luar konteks dan menghapus ikon aplikasi yang membuat pengguna sulit melakukan penghapusan aplikasi.