Amazon, Facebook dan Google Jadi Bulan-bulanan Hacker

Facebook
Sumber :
  • Time Magazine

VIVA – Serangan phishing terjadi ketika seseorang mencoba untuk menipu Anda agar berbagi informasi pribadi secara online. Para peretas atau hacker suka menggunakan Amazon, Google, Facebook, dan WhatsApp untuk menipu korban dengan cara meniru perusahaan tersebut.

Agar Libur Lebaran Tidak Tekor

Hal ini berdasarkan laporan dari perusahaan analis Check Point, seperti dikutip dari situs Tech Republic, Kamis, 6 Agustus 2020.

Menurut data Check Point, Amazon dan Google adalah merek yang paling banyak ditiru oleh para pelaku kejahatan siber dengan menyumbang masing-masing 13 persen. Diikuti Facebook dan WhatsApp dengan 9 persen, serta Microsoft sebesar 7 persen.

Siap-siap, Berselancar di Mesin Pencari Google Tidak Gratis

"Dari daftar ini yang mengalami kenaikan cukup pesat adalah Amazon. Kami melihat karena perkembangan penjualan online saat pandemi COVID-19," kata Manajer Peneliti Data Check Point, Omer Dembinsky.

Ia juga menuturkan bahwa alasan merek lain terkena serangan phishing disebabkan kampanye jahat kompetitor untuk menggeser merek lainnya.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Omer menjelaskan, penipuan melalui email dari merek terkenal didominasi dari Microsoft dan UniCredit yang menyumbang 24 persen. Paling besar adalah situs berbasis web dengan 61 persen yaitu Google, Amazon dan WhatsApp.

"Kalau penipuan melalui ponsel, 15 persen dari keseluruhan serangan siber, Facebook, WhatsApp, dan PayPal adalah yang paling banyak ditiru oleh hacker. Perubahan ini karena adanya pelonggaran pembatasan aktivitas akibat COVID-19 ketika bisnis mulai dibuka kembali dan karyawan kembali kerja," tutur dia.

Logo Google.

Google Plans to Charge for AI-powered Search Engine

Google plans to introduce an artificial intelligence (AI)-powered search engine feature named Search Generative Experience (SGE) with a charge.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024