Soal TKDN, Polytron Hampir Penuhi 40 Persen

Smartphone 4G Polytron Zap 5
Sumber :
  • Vivanews/Agus
VIVA.co.id -
Ponsel 4G di Bawah Rp1 Juta Diluncurkan
Tak hanya menghadirkan ponsel pintar 4G dengan harga terjangkau, Polytron memamerkan ponsel anyarnya tersebut yang diklaim hampir memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Menkominfo: Apple Mau Jualan di Indonesia Harus Bangun R&D

Sebelumnya, pemerintah melalui tiga kementeriannya yakni Kominfo, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian sepakat untuk barang impor harus memenuhi komponen lokal minimal 40 persen. Polytron mengaku jika TKDN smartphonenya masih 35 persen sehingga mereka berani mengklaim sebagai smartphone 4G LTE pertama di Indonesia.
Axioo Venge X, Smartphone Lokal 4G dengan RAM 3GB


General Manager Mobile Phone Division, Polytron, Usun Pringgodigdo menjelaskan ada cara menghitung komponen lokal pada suatu produk, merujuk pada peraturan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian.


"Dari 100 persen komponen TKDN itu, 80 persen dari sisi komponen, investasi, dan produksi, 20 persen dari sisi software dan pengembangan. Jadi, dari kombinasi itu produk terbaru kami menggunakan pengembangan dan investasi tenaga kerja, alat, maupun komponen yang dibuat di dalam negeri itu bisa mencapai 35 persen," ujar dia di Jakarta, Rabu, 11 Februari 2015.


Dalam produksinya, disampaikan Usun, area produksi smartphone tersebut berada dalam pabrik di area kavling yang sama dengan pabrik audio dan video, berlokasi di Kudus, Jawa Tengah.


"Untuk memproduksi ponsel kami akan menambah menjadi lima line dari dua line yang ada di pabrik kami di Kudus, Jawa Tengah. Jadi, kalau di total 5 line itu, per bulan bisa memproduksi 1 juta unit. Bisa dipakai untuk semua seri. Komposisi smartphone dan fitur phone yang diproduksi, sekarang smartphone baru satu. Sebelumnya fitur phone, tapi ke depan smartphone akan lebih banyak dirakit," tutur Usun.


Polytron baru empat tahun menjajaki bisnis smartphone. Sebelumnya perusahaan tersebut terkenal dengan barang elektronik. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Polytron untuk memasarkan ponsel pintar hasil produksinya.


"Kalau bisnis ponsel ini sudah berjalan baik maka kontribusi revenue ke perusahaan pasti besar. Porsinya pasti besar. Investasi untuk 4G ini mahal, sekitar ratusan miliar rupiah, tidak sampai triliunan. Tapi saya tidak bisa omong angkanya karena ini masih berjalan terus," papar dia.


Dikatakan, saat ini Polytron memiliki dua pabrik, di mana tiga pabrik lainnya sedang running.


"Buat pilot project ponsel 4G kita running satu line pabrik dengan kapasitas produksi 10.000 unit per bulan," kata dia.


BACA JUGA:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya