- www.mashable.com/KENNET RUONA/LUND UNIVERSITY
VIVA.co.id – Peneliti Universitas Lund Swedia mengembangkan kamera dengan kemampuan tercepat di dunia. Kamera besutan peneliti itu mampu mengambil 5 triliun frame per detik. Kemampuan kamera itu jauh mengalahkan kamera yang ada saat ini dengan kemampuan pengambilan 100 ribu frame per detik.
Kamera buatan peneliti Swedia itu bahkan bisa mengambil gambar 0,2 triliun frame per detik dalam sebuah kejadian tertentu. Kamera ini dinamakan Frequency Recognition Algorithm for Multiple Exposures atau FRAME.
Dikutip dari Mashable, Rabu 3 Mei 2017, kunci kemampuan super kamera tersebut adalah kamera film kecepatan tinggi. Peneliti berencana memproses kamera film itu untuk pengambilan objek dalam proses kimia, biologi dan fisika.
Kamera FRAME bekerja secara berbeda dibanding model kamera konvensional. Umumnya kamera kecepatan tinggi bekerja mengambil gambar satu per satu dengan cepat berurutan. Sementara kamera besutan peneliti Swedia itu menggunakan algoritma komputer untuk mengambil beberapa gambar kode dalam satu gambar, baru kemudian diurutkan dalam urutan video.
Peneliti mengatakan, dengan kemampuan cepat mengambil gambar itu, maka kamera bisa dipakai untuk memotret ledakan, aktivitas otak di hewan, reaksi kimia, kilatan plasma, pembakaran dengan sangat detail atau disebut combustion. Diketahui combustion merupakan reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen, saat memproduksi panas.
"Sekarang kita mampu memfilmkan proses ekstrem tersebut," ujar peneliti pembakaran fisika dan salah satu penemu kamera, Elias Kristensson.
Dia bersama kolega peneliti lainnya, Andreas Ehn berencana menggunakan kamera FRAME untuk memfilmkan combustion pada tingkat molekul. Tujuannya, mereka ingin membantu insinyur dan teknisi bisa menguji mesin pembakaran bahan bakar dengan memakai energi yang lebih efisien.
Sedangkan untuk kepentingan memfilmkan proses sains, misalnya reaksi kimia, kamera FRAME mengekspos reaksi kimia itu ke cahaya dengan melepaskan laser. Selanjutnya tiap pengambilan diberi kode unik dan digabungkan menjadi satu foto tunggal.
"Dalam jangka panjang, teknologi kamera ini bisa juga dipakai oleh industri dan yang lainnya," jelas Kristensson.
