Aplikasi Crowde Bantu Petani Peroleh Modal dengan Mudah

CEO Crowde Yohanes Sugihtononugroho.
Sumber :
  • Dok. Crowde

VIVA – Perusahaan rintisan atau startup sektor agroteknologi, Crowde, menawarkan pilihan investasi bagi pemilik dana lewat platform digital guna disalurkan ke petani di Indonesia.

Penipu Makin Jago, GoFood Kian Peduli Keamanan Data Pribadi

Menurut CEO Crowde, Yohanes Sugihtononugroho, investor atau pemilik modal dapat menanamkan modal investasinya mulai dari Rp10 ribu.

Sepanjang 2017, ia mengaku telah menyalurkan Rp15 miliar kepada lima ribu petani di 276 desa di Indonesia. Dana tersebut terhimpun dari sembilan ribu investor.

Nilai Bisnis juga Tidak Kalah Penting di Era Digital

Tahun ini Yohanes menargetkan bisa merangkul 100 ribu petani dan menghimpun dana sebesar Rp100 miliar yang berasal dari 30 ribu sampai 50 ribu investor.

Adapun kisaran dana yang dikucurkan Crowde ke petani mulai dari Rp5 juta hingga Rp300 juta. “Untuk imbal hasil rata-rata setiap tahun yang akan diterima oleh investor adalah 15,67 persen. Kami akan mengutip komisi tiga persen dari setiap proyek yang berjalan,” kata Yohannes di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.

Japan-Indonesia Innovation Summit 2022 Wadah Global Startup Lokal

Ia mengaku jika ide mengarap Crowde ini muncul lantaran Indonesia memiliki 39,6 juta petani namun bermasalah di permodalan.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor berisiko tinggi, sehingga berdampak ke petani yang sulit mendapatkan pinjaman dari bank, dan akhirnya terjebak di lingkaran tengkulak atau rentenir. "Awal berdiri tahun 2015, kami menghimpun dana sekitar Rp7 juta. Awal tahun lalu dana yang terhimpun melonjak menjadi Rp300 juta untuk 30 petani," ujarnya menambahkan.

Saat ini aplikasi Crowde sudah bisa diunduh di Google Play Store. Sedangkan Apple Store sedang dalam proses. Dalam mengembangkan aplikasi ini, Crowde menghabiskan dana investasi sebesar US$500 ribu (Rp6,55 miliar).

Ia menyebut, kehadiran platform Crowde bertujuan untuk memudahkan para investor untuk berinvestasi secara langsung kepada petani, peternak maupun nelayan. "Mereka dapat memilih apa saja yang bisa mereka investasikan,” ujarnya.

Untuk kategori ada tiga yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, dan nelayan. Ketiganya menyediakan 10 komoditi utama yaitu, sapi, bebek, domba, cabai, kentang, padi, wortel, udang, ubi jalar, dan ayam broiler. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya