Nasib Pelanggan Gojek soal Kasus Pembajakan Akun

Helm khas Gojek
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Salah seorang pengguna layanan transaksi non tunai Gopay mengeluhkan penanganan kasus pembajakan Gopay. Pengguna bernama Hastin belum lama ini menjadi korban pembajakan akun Gojek sehingga nilai Gopay miliknya terkuras. Pembajak menipu dengan modus telpon mengaku sebagai perwakilan Gojek. Hastin mengaku pusing dengan penanganan Gojek tersebut.

Pemerintah Sudah Kantongi Rp 112 Miliar Pajak Transaksi Kripto pada 2024

Kronologinya, Hastin ditelpon oknum mengaku Gojek pada Sabtu 3 Maret 2018 pukul 10.50 WIB. Oknum itu meminta Hastin menyebutkan kode yang dikirim lewat SMS. Alasannya kode tersebut nyasar terkirim ke ponsel Hastin. 

Merasa tak ada masalah, Hastin kemudian mengirimkan kode yang dimaksud. Padahal kode itu merupakan kode verifikasi untuk masuk akun Gojek. 

Permudah Transaksi Jemaah Haji, Kartu Debit Bank Muamalat Sudah Bisa Nirsentuh

Belakangan Hastin menyadari menjadi korban pembajakan Gojek. Setelah itu dia mencoba menghubungi pusat layanan konsumen Gojek. 

Pada tahap pertama, Hastin diminta mengisi data berita acara pembajakan. Dan meminta untuk ditangani. 

BRI Targetkan Pengguna BRImo Tembus 36 Juta di Akhir 2024

Namun tiga hari kemudian, Hastin mengeluh ke pusat layanan Gojek kembali. Dalam keluhannya emailnya masih menggunakan nomor ponsel pembajak, sehingga dia tidak bisa login. Hastin meminta kepada Gojek untuk bisa memberikan solusi menghilangkan nomor ponsel pembajak pada akunnya. 

Gojek mengarahkan Hastin untuk mengubah nomor ponsel dan email baru, agar bisa masuk ke akun Gojek. 

Layanan transportasi daring besutan Nadiem Makarim ini menjelaskan, apabila pelanggan telah memberikan atau menginformasikan kode verifikasi atau OTP kepada pihak lain, maka segala transaksi yang telah dilakukan oleh pihak lain dengan kata lain sudah mendapatkan persetujuan pelanggan. Oleh karena itu, Gojek mengatakan tidak dapat mengubah segala transaksi yang sudah disetujui pelanggan dan tidak ada penggantian.

"Kami sarankan untuk melakukan sign-up (daftar ulang) kembali menggunakan nomor telepon Anda namun dengan menggunakan email yang berbeda yang belum terdaftar pada akun Gojek dikarenakan untuk akun Anda sudah dilakukan perubahan oleh pelaku," balas pusat layanan Gojek pada 6 Maret 2018. 

Dua hari kemudian, Gojek mengabarkan ke Hastin akan dilakukan pemblokiran email lama yang dipakai pada akun Gojek. Selama proses pemblokiran akun email lama, Hastin diminta login dengan nomor ponsel lama dan akun email baru.

Setelah pemblokiran akun email lama, Hastin mencoba mengeceknya. Ternyata, penggunaan email lama untuk login ke akun Gojek masih terhubung dengan nomor sang pembajak. 

"Terima kasih atas responsnya. Tapi baru saja saya mencoba mengakses akun lama saya di email lama dan masih bisa terakses dan masih terasosiasi dengan nomor si pembajak. Mohon tanggapan dan tindak lanjutnya," ujar Hastin membalas. 

Dalam balasannya, pusat layanan Gojek mengonfirmasi nomor dan email lama Hastin pada akun Gojek, telah digunakan pada dua akun yang berbeda sehingga atas kedua akun tersebut, Gojek tidak dapat mengubahnya.

"Dan untuk akun Anda yang sebelumnya terdaftar dengan email lama akan Kami lakukan pemblokiran kembali sehingga pihak lain tidak dapat menggunakan akun tersebut untuk melakukan pemesanan," jelasnya. 

Kasus pembajakan akun Gojek dengan modus tersebut bukan hanya menimpa Hastin saja. Belakangan sudah beberapa pengguna Gojek yang mengeluhkan masalah pembajakan akun. Pun sampai saat ini akun Hastin itu masih belum bisa kembali dan masih terhubung dengan nomor akun si penipu. Pihak Gojek pun belum memberikan komentar apapun kepada Viva.co.id, seolah tak peduli akan kasus yang menimpa pelanggannya itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya