Transportasi Online Nambah Macet, Itu Salah Kaprah

sorot ojek online - transportasi online - ojek uber
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Keberadaaan layanan transportasi online atau daring sudah jamak di kota-kota Indonesia. Saat ini mitra pengemudi layanan transportasi online mudah terlihat wara-wiri mengaspal di jalanan kota. 

Alasan Sedan Listrik BMW i5 Belum Memiliki Harga

Banyaknya mitra pengemudi, memunculkan anggapan atau mitos kehadiran layanan yang punya nama lain ridesharing (berbagi tumpangan) itu, membuat jalanan kota makin macet. Sebelum maraknya transportasi online saja jalanan sudah macet, apalagi dengan hadirnya layanan tersebut. 

Namun fakta riset menunjukkan layanan transportasi online bukan biang jalanan makin macet. Uber Indonesia menyebutkan mitos transportasi online menambah jalanan macet adalah salah satu salah kaprah yang mengemuka sampai saat ini.

Polisi Sebut Kecelakaan Beruntun di GT Halim Libatkan 9 Kendaraan

Uber Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Selasa 20 Maret 2018 menunjukkan, hasil riset The Boston Consulting Group (BCG). Riset ini intinya membantah mitos tersebut. Riset menemukan adopsi layanan ridesharing di Asia masih sangat rendah, hanya 1-6 persen dari total jarak tempuh kendaraan di Asia Pasifik. 

"Artinya, 96-99 persen penggunaan jalan masih dikuasai kendaraan pribadi," kata Uber. 

Pengemudi Sedan Tabrak 5 Orang di BSD, 1 Diantaranya Tewas di Tempat

Riset BBG juga menemukan fakta lain, untuk di Jakarta pada jam-jam sibuk terdapat 50 persen kendaraan lebih banyak dibanding kapasitas jalan yang ada. Setengah dari jumlah kendaraan, yakni 11 juta unit kendaraan, hanya dipakai satu penumpang.

Fakta riset tersebut yang lain, adopsi ridesharing bakal potensial memangkas kebutuhan mobil pribadi di Jakarta menjadi hanya seperempat, atau 4 juta mobil, dari jumlah total yang ada saat ini. 

Temuan itu dengan kata lain menunjukkan jika diadopsi penuh, ridesharing bisa mengurangi kebutuhan kendaraan pribadi hingga 3 juta mobil. 

Riset BCG ini malah menemukan fakta lain, yakni 40-45 persen responden di Jakarta dan Surabaya bersedia melepaskan kendaraan pribadi jika ridesharing lebih terjangkau dan lebih bisa diandalkan. 

"Dengan kata lain, konsep ridesharing justru mengurangi kemacetan, bukan membuat jalanan macet," jelas Uber. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya