Ketiban Durian Runtuh, Kampus Ini Diguyur Duit Rp62 Miliar oleh Grab

CEO Grab, Anthony Tan (kaus gelap).
Sumber :
  • www.grab.com/sg

VIVA – Perusahaan aplikasi berbasis transportasi, Grab, menginvestasikan uangnya sebesar S$6 juta (Rp62,3 miliar) untuk membangun laboratorium kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di National University of Singapore atau NUS.

Kemenkumham Jatim Terapkan One Stop Service untuk Calon Jemaah Haji 2024, Apa Itu?

Tujuan dari kerja sama ini untuk membantu meningkatkan efisiensi dan penggunaan kendaraan di platform pesaing Gojek di Asia Tenggara tersebut.

Mengutip situs The Star, Kamis, 19 Juli 2018, laboratorium AI merupakan langkah terbaru yang dilakukan Grab untuk memanfaatkan data yang sangat besar serta basis pengguna yang berkembang untuk meningkatkan layanan.

Lubang Biru Terdalam di Dunia Ditemukan, Misteri Goa dan Terowongan Tersembunyi

Pada Juni kemarin, Grab baru saja menerima guyuran dana sebesar US$1 miliar (Rp14,5 triliun) dari Toyota Motor Corp., dalam kemitraan yang mencakup pembagian data.

Laboratorium penelitian ini dapat memberikan layanan yang lebih personal untuk penumpang, meningkatkan keselamatan berkendara melalui pemahaman yang lebih baik tentang perilaku pengemudi, serta meningkatkan presisi dalam pemetaan titik-titik penjemputan.

Download Video TikTok Kualitas HD di Ssstiktok: Begini Caranya

Ke depannya, fungsi laboratorium ini akan diperluas untuk penelitian seperti kemacetan di kota-kota besar di Asia Tenggara," demikian bunyi keterangan Manajemen Grab. Sebelumnya, Grab meluncurkan aplikasi layanan grosir sembako online pada bulan ini.

Layanan pengiriman bahan kebutuhan sehari-hari bernama GrabFresh ini memanfaatkan jaringan para pedagang serta 7,1 juta mitra pengemudi di Singapura. Layanan ini sebagai langkah perusahaan untuk mengamankan pangsa pasarnya di negeri Singa dari Gojek. (Ann)

Ilustrasi: orang bekerja di kantor

Riset: Isu Keberagaman, Kesetaraan dan Inklusivitas Masih Jadi Tantangan Perusahaan di Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai isu keberagaman, kesetaraan dan inklusivitas yang masih menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024