Enggak Mudah Lho Jadi Unicorn, Nih Tantangannya

Ilustrasi startup.
Sumber :
  • YourStory

VIVA – Istilah unicorn saat ini tengah menjadi sorotan masyarakat setelah dibincangkan pada debat calon presiden (Capres) putaran kedua, Minggu, 17 Februari 2019. Dua tahun lagi diperkirakan akan lahir dua hingga tiga unicorn Indonesia, yang mana saat ini telah menjadi pencapaian Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia.

2024 jadi Tahun Krusial bagi Industri Kripto Indonesia

Ketua Umum Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA), Ignatius Untung mengatakan, ada tantangan yang dihadapi startup jika ingin mendapat gelar unicorn. Salah satunya adalah tentang penetrasi pasar.

"Syarat untuk menjadi unicorn adalah startup tersebut harus memiliki transaksi yang besar, frekuensi transaksi yang cukup sering dan penetrasi pasar yang luas. Itu tiga fokus kalau mau jadi unicorn," katanya di bilangan Kuningan, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Setelah penetrasi, adalah bagaimana perusahaan memiliki inovasi dalam membuat produk baru. Menurut Ignatius tantangan menemukan produk baru sangatlah sulit. Untuk melangkah menjadi unicorn, startup tidak bisa jika hanya mengekor pada tren yang sudah ada.

"Akan sulit kalau produknya itu program existing, contohnya kayak transportasi. Kita enggak bisa bayangin ada pemain ketiga setelah Gojek dan Grab, jadi udah agak tertutup kalau di transportasi (unicorn)," ujarnya.

Migrasi TikTok Shop dan Tokopedia Dinilai Bikin E-Commerce Makin Dinamis, Ini Penjelasannya

Ia juga berbicara mengenai potensi unicorn di marketplace. Menurutnya perusahaan yang menjalankan program marketplace sudah terlampau banyak, bisa dikatakan ada lebih dari 10 pemain. Sehingga untuk masuk dan menjadi unicorn butuh effort dan dana yang besar.

Menurutnya, potensi tersebut ada, namun bukan untuk pemain baru. Sementara itu untuk perusahaan yang bergerak di jasa tiket diklaim memiliki potensi, karena gelar unicorn baru digenggam oleh Traveloka. Jasa tiket juga memiliki volume transaksi yang tinggi dan frekuensi yang lumayan besar.

"Potensi juga mengarah ke e-Wallet, akan ramai menurut saya. Yang sudah besar kan Go-Pay dan OVO, ada juga Dana dan Tcash yang jaraknya enggak mau ketinggalan. Jadi itu yang saya liat berpotensi menjadi unicorn," ujanya. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya