Gara-gara AirAsia, Traveloka Disorot Media Asing

Ilustrasi layanan OTA Traveloka.
Sumber :
  • Dok. Traveloka

VIVA – Momen hilangnya tiket AirAsia di platform online travel agent (OTA) Traveloka ternyata memicu rasa penasaran media asing. Salah satunya adalah Skift.com, yang mencoba melakukan investigasi terkait isu ini.

Konser Band All Time Low Siap Digelar, Supermusic Janjikan Hal Ini

Media online yang memiliki reputasi cukup disegani di dunia travel global ini mengaku telah menghubungi beberapa pihak terkait soal insiden ini. Investigasi ini didasari adalah dugaan 'campur tangan' pesaing AirAsia di bisnis aviasi Indonesia, untuk menghilangkan seluruh rute penerbangan maskapai milik Malaysia itu di sejumlah OTA lokal, tak hanya Traveloka.

Dalam investigasinya, Skift.com ‘menduga’ Garuda Indonesia dan Lion Air juga mendorong pemain OTA lainnya, Tiket.com, untuk tidak menjual tiket dari AirAsia.

KAI Diskon Tiket 20 Persen di Promo Bursa Pariwisata, Catat Rute-rutenya

Dugaan ini muncul karena ketika Skift mencoba melakukan pencarian tiket dengan tujuan Jakarta-Kuala Lumpur, pemain seperti Jetstar dan Scoot muncul dalam pencarian.

Dalam dugaan Skift, kedua penerbangan internasional berbiaya murah itu tetap bisa muncul di Traveloka karena rute domestik dan rute internasional yang dimiliki tak sebanyak AirAsia.

Mengintip Keindahan Alam Malang: Air Terjun, Gunung, dan Pantai

Padahal data Wonderful Indonesia menunjukkan Grup AirAsia membawa 3,8 juta penumpang di Indonesia dan mendatangkan 2,9 juta wisatawan asing pada 2017. Jika kondisi ini berlanjut tentu akan berdampak ke industri pariwisata nasional secara keseluruhan.

Traveloka sempat mengumumkan jika hilangnya tiket milik AirAsia karena adanya perbaikan sistem yang mereka miliki (system maintenance). Sayangnya, ketika ditanya, mengapa hanya AirAsia yang terdampak, Traveloka menolak berkomentar lebih jauh. 

Pihak Traveloka sendiri mengaku telah mencoba menghubungi AirAsia untuk membicarakan masalah ini. Director of public Relations Traveloka Sufintri Rahayu mengakui adanya pertemuan antara Traveloka dan AirAsia, namun dia menolak memberikan informasi lebih lanjut.

Dalam investigasi Skift, Tiket.com juga dikabarkan telah melakukan pertemuan terpisah dengan AirAsia. Namun saat dikonfirmasi, pihak Tiket.com tidak membalas.

Juru bicara Garuda Indonesia Ikhsan Rosan pun telah dikonfirmasi Skift.com, Dia menyebut tak ada tekanan atau intervensi apapun, seperti isu yang berkembang. Isu itu dianggapnya sebagai kabar bohong. 
 
"Saya tak bisa berbicara apa-apa, maksud saya, sejauh yang saya tahu, itu tidak benar," kata Ikhsan pada Skift.com.

Sama halnya dengan nara sumber yang lain, Lion Air pun tak memberikan respons terkait isu tekanan yang diberikan kepada OTA. Juru bicara Lion Air Danang Mandala Prihantoro tak memberikan respon atas hasil investigasi dari Skift ini.

Sumber Skift.com di dalam industri aviasi Indonesia menduga terjadinya ‘tekanan’ terhadap AirAsia karena tak mau mengikuti kebijakan kenaikan harga tiket yang dilakukan pesaingnya. 

“Tidak ada maskapai di Indonesia yang punya strategi penjualan langsung yang kuat, dampaknya mereka tergantung dengan biro perjalanan atau pemain OTA besar setelah terjadi perubahan perilaku belanja ke era online. Maskapai sendiri tak berinvestasi besar dalam skema penjualan online yang dikelola langsung, akhirnya pemain OTA dapat memberikan user experience yang lebih baik bagi konsumen,” kata sumber Skift tersebut.

Singkatnya, pemain OTA yang memang banyak berinvestasi di digital akan mendapat ruang di pasar.

 Alhasil, absennya AirAsia menjadikan Lion Air dan Citilink (anak usaha Garuda) sebagai pemilik harga terbaik di Traveloka dan Tiket.com. 

Seperti hasil pantauan pencarian tiket pulang pergi Jakarta-Yogyakarta untuk 30 Maret-3 April yang dilakukan Skift pada kedua situs OTA tersebut. Tiket AirAsia tidak muncul, walaupun AirAsia tidak menarik penjualan tiketnya dari Tiket.com. 

Sementara hasil pencarian di situs Wego Indonesia untuk rute yang sama menunjukkan tiket AirAsia yang paling murah, tapi tidak tersedia di Traveloka dan Tiket.com. 

Opsi lain bagi konsumen adalah Trip.com, Jollytravel, Kiwi.com, Skytours dan Rumbo. Sayangnya ini semua pemain OTA dari luar Indonesia. Skift belum bisa melihat pihak yang diuntungkan atas praktik ini.  Yang pasti, konsumen yang pada akhirnya dirugikan. 

Dalam catatan Skift, harga tiket rute domestik di Indonesia naik 40 persen hingga 120 persen sejak November 2018.

(sumber: Skift.com)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya