'Cinta' Gojek Kembali Ditolak Filipina, Pengamat: Ada Pilihan Lain

Layanan Gojek.
Sumber :
  • Instagram/@gojekindonesia

VIVA – Aplikasi transportasi online Gojek kembali ditolak masuk ke Filipina. Proposal startup unicorn anak bangsa itu lagi-lagi ditolak oleh otoritas transportasi Filipina, The Land Transportation Franchising and Regulatory Board atau LTFRB.

5 Angkatan Laut dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara, Posisi Indonesia Mencengangkan

Mereka menolak permintaan Gojek karena tidak bisa memenuhi syarat kepemilikan minimal 60 persen orang lokal, untuk sayap bisnis mereka di Filipina. Di mata Dosen Universitas Indonesia, Andi Fahmi Lubis, pemerintah sebaiknya turun tangan membantu Gojek.

"Ini harus lewat mekanisme government to government (G2G)," ungkapnya di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019. Menurut Andi, dengan masuknya Gojek ke Filipina, maka bisa membuat persaingan menjadi lebih baik. Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Filipina meminta adanya pemain baru di industri transportasi online.

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Ia melihat transportasi online ini merupakan special case, di mana bisa menjadi alasan mengecualikan syarat kepemilikan asing minimal 40 persen. Pilihan lainnya adalah dengan pertukaran startup dua negara.

"Mungkin Filipina bilang begini, 'Anda masuk terus buat kami apa?' Nah, Indonesia bisa mengirim Gojek ke sana, begitu juga sebaliknya. Itu pilihan yang membuat untung kedua negara," jelas Andi.

Wali Kota Larang Pemotor Pakai Helm Full Face

Sebelumnya, Gojek mengumumkan telah mengakuisisi saham mayoritas perusahaan fintech Filipina, Coins.ph, yang mengoperasikan dompet mobile dengan lima juta pengguna.

Nilai akuisisi bernilai US$72 juta atau Rp1,02 triliun. Adapun pada November 2018, nilai valuasi Gojek sudah mencapai US$10 miliar atau Rp142 triliun.

Dokumentasi China Semprot Kapal Filipina Dengan Meriam Air (Doc: Newsweek)

Kapal Filipina Alami Kerusakan usai Ditembak Meriam Air oleh Kapal China

Filipina unggah sebuah video, yang menunjukkan kapal Unaizah May milik mereka dihantam oleh meriam air China, dan membuat Unaizah tidak dapat dioperasikan.

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2024