Bos Tencent Kampanye Filosofi Baru, 'Teknologi untuk Kebaikan'

Kantor pusat Tencent.
Sumber :
  • Instagram/@chsmithphd

VIVA – Pesaing Alibaba, Tencent, raksasa teknologi China yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$460 miliar, memperkenalkan filosofi baru perusahaannya. Kepala Eksekutif Tencent, Pony Ma, ingin menciptakan 'teknologi untuk kebaikan'.

KIP Perintahkan KPU Beberkan Data Rincian Infrastruktur Teknologi Pemilu 2024

Dengan misi dan visi yang baru ini, Ma mengklaim bahwa Tencent siap menghadirkan kehidupan berkualitas dengan inovasi digital. Hal tersebut disampaikan Ma melalui aplikasi pesan instan, WeChat, seperti dikutip dari TechCrunch, Selasa, 7 Mei 2019.

"Teknologi untuk kebaikan adalah gagasan yang berakar dari filosofi China. Sebuah gagasan kebaikan yang datang dari individu, bukan ditegakkan oleh pemerintah," ungkap Ma.

Ketua KPU Buka Suara soal Isu Aplikasi Sirekap Terafiliasi dengan Alibaba

Ini kali kedua Tencent membuat 'kode etiknya' sendiri. Ungkapan teknologi untuk kebaikan pertama kali diungkapkan oleh mantan Kepala Teknologi Tencent, Tony Zhang, di awal 2018.

Ma meyakini kalau teknologi dapat membawa manfaat bagi umat manusia, sehingga manusia harus memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya dan tidak menggunakannya untuk kejahatan.

Ocistok, Platform Startup E-Commerce RI Lebarkan Sayap Bisnis ke Negeri Tirai Bambu

Menurutnya teknologi harus berusaha untuk memecahkan masalah yang ditimbulkannya di dalam kehidupan masyarakat. Ia lalu merujuk pada tiga bidang utama di mana teknologi dapat menghasilkan perubahan positif.

Pertama, industri tradisional. Di sini Tencent dapat memberikan kemampuan data besar untuk meningkatkan efisiensi dalam produksi.

Kedua, unit pemerintah. Ma menuturkan Tencent dapat memanfaatkan aplikasi miliknya untuk mendigitalkan sejumlah layanan pemerintahan seperti mengajukan permohonan visa dan memperbarui lisensi surat izin pengemudi.

Ketiga, masyarakat, yang merupakan definisi yang luas dan tidak jelas tetapi telah melihat upaya seperti melacak anak-anak yang hilang menggunakan solusi pengenalan wajah atau face recognition milik Tencent.

Di mata Zhong Xin, mantan insinyur Qualcomm yang mendirikan startup pencitraan medis berteknologi kecerdasan buatan, 12 Sigma, teknologi ibarat pedang bermata dua.

Menurutnya sebuah perusahaan membutuhkan prinsip atau panduan untuk menentukan strategi yang tepat. "Jadi saya percaya filosofi yang diungkapkan Pony Ma adalah untuk berbuat baik dengan teknologi. Itu yang tidak bisa dihindari," tuturnya.

Dari sudut pandang pemerintah, moto perusahaan yang berfokus pada berbuat baik jelas seperti 'mendengarkan musik yang enak didengar di telinga'. Artinya, kode etik baru Tencent adalah cerminan reaksi perusahaan teknologi terhadap aturan ketat pemerintah China. (ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya