Logo WARTAEKONOMI

Perang Tarif Ojol Makin Brutal, Karya Anak Bangsa Mesti Diselamatkan

Perang tarif harga ojek online (ojol) dengan dua aplikator antara Gojek dan Grab dinilai semakin brutal. (FOTO: Yulius Satria Wijaya)
Perang tarif harga ojek online (ojol) dengan dua aplikator antara Gojek dan Grab dinilai semakin brutal. (FOTO: Yulius Satria Wijaya)
Sumber :
  • wartaekonomi

Perang tarif harga ojek online (ojol) dengan dua aplikator antara Gojek dan Grab dinilai semakin brutal. Pengamat ekonom meminta perang tarif ini lebih baik diakhiri demi menjaga kepentingan nasional.

Pengamat Ekonomi dari Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan, peraturan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait batas tarif, yaitu Peraturan Menteri nomor 12/2019 tidak memberikan dampak yang signifikan.

"Justru yang terjadi ada operator ojek online yang melakukan jor-joran lewat promo. Perang antara ojek online menurut hemat saya belakangan ini sangat brutal," katanya belum lama ini.

Dia mengatakan, pemerintah harus mengedepankan kepentingan nasional. Kepentingan tersebut ada tiga poin. Pertama, melindungi kesejahteraan mitra driver. Kedua, kepentingan konsumen juga harus diutamakan. Terakhir, pemerintah selaku regulator harus mengutamakan kepentingan ojol milik anak bangsa.

"Jangan hanya menyerahkan sepenuhnya ke mekanisme pasar. Dan menghadirkan para pesaing baru," sambung Gunawan.

Salah satu aplikator, Grab dinilai terlalu berlebihan dalam memberikan promo. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan harga keekonomiannya yang mengacu pada regulasi di atas.

"Saya yang juga turut menjadi pelanggan kedua ojek online tersebut, menilai ada salah satu ojek online yang secara sengaja memberikan banyak promo. Saya menilai promo yang diberikan tersebut bahkan jauh lebih murah dari harga keekonomiannya. Saya mengacunya ke PM 12 tahun 2019 untuk menghitung harga keekonomian tarif ojek online," sambungnya.