Ada Monopoli di Industri Pembayaran Digital, Gopay Cuma Bilang Begini

Uang digital Gopay.
Sumber :
  • Twitter.com/@gopayindonesia

VIVA – Salah satu anak usaha Gojek, Gopay, menolak mengomentari soal adanya monopoli di industri pembayaran digital.

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Head of Corporate Communication Gopay, Winny Triswandhani, hanya bilang layanannya membuka pintu seluas-luasnya untuk bisa bekerja sama dengan siapa pun.

Dengan kerja sama, maka bisa membuka ekosistem pembayaran digital yang dimiliki perusahaan lain.

Soal Rencana Buyback Saham, Dirut Goto Kedepankan Prinsip Kehati-hatian

"Kami sudah kerja sama dengan LinkAja. Ini bentuk kolaborasi yang sangat bagus," kata Winny di Jakarta, Selasa, 16 Juli 2019.

Melalui kerja sama ini pengguna Gojek nanti bisa membayar layanan dengan menggunakan LinkAja.

Goto Dapat Komisi dari TikTok Shop-Tokopedia per 1 Februari 2024

Salah satu tujuannya kerja sama ini yakni bersama-sama mengembangkan ekosistem pembayaran digital di Indonesia.

Ia melanjutkan, masuknya LinkAja, praktis pembayaran Gojek bertambah satu lagi selain Gopay di dalamnya. Winny menegaskan, tidak akan terjadi persaingan Gopay dan LinkAja pada platform Gojek.

Menurutnya, dengan masuknya LinkAja, malahan bisa bersama-sama mengembangkan potensi calon pengguna baru.

Masyarakat Indonesia yang belum menggunakan dompet elektronik (e-wallet) masih besar, diperkirakan lebih dari 90 persen.

Selain itu, Winny ingin supaya Gopay memiliki dampak besar terhadap masyarakat Indonesia, bukan sekadar menjadi pemimpin di pasar ekonomi digital.

Salah satunya dengan Nahdlatul Ulama (NU). Winny bilang kerja sama yang sudah dilakukan sejak 2018 ini diperkuat lagi dengan pembayaran sedekah menggunakan Gopay.

Metode scan QR Code dimanfaatkan untuk berzakat, infaq, dan sedekah yang termasuk ke dalam program Gopay for Good.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya