'Amazon dari Korea Selatan' Lanjutkan Perjuangan Hooq Tantang Netflix

Netflix.
Sumber :
  • Phonearena

VIVA – E-commerce kakap yang mendapat julukan 'Amazon dari Korea Selatan', Coupang, dikabarkan membeli software atau perangkat lunak layanan video streaming Hooq. Mereka pun siap menantang dominasi Netflix di Asia Tenggara.

Respon Han So Hee Soal Reaksi Hyeri: Memang Lucu Pacaran Setelah Putus?

Asal tahu saja, Hooq resmi menghentikan operasionalnya pada 30 April 2020. Akibat keputusan ini, Hooq akan tutup di seluruh negara yang memiliki layanan tersebut, seperti Indonesia, India, Thailand, Fillipina, dan Singapura.

Dilansir dari situs Tech in Asia, Jumat, 10 Juli 2020, Coupang telah membuat kesepakatan untuk membeli seluruh aset milik Hooq. Kabar ini terdengar tak lama setelah raksasa teknologi China, Tencent, membeli layanan video streaming Iflix untuk memperluas layanan video-on-demand miliknya, WeTV.

Han So Hee vs Hyeri: Drama Cinta Segitiga Ryu Jun Yeol Kembali memanas!

Coupang adalah e-commerce yang mendapat sokongan dari SoftBank, Sequoia Capital, dan Black Rock. Saat ini mereka melakukan pengiriman 3,3 juta items setiap harinya, atau naik 2,2 juta items dari tahun lalu. Kabar ini menjadi pertanda bahwa mereka merupakan pemain video streaming besar di Asia.

Sedangkan Netflix, yang merupakan layanan streaming video asal Amerika Serikat (AS), masih menjadi pemimpin di industri ini. Hooq masuk ke Indonesia dengan menggandeng Telkomsel dan Grab.

Tips Sukses dari Konten Kreator Abibayu, Always On dan Inovasi Kreatif

Dengan demikian, layanan video streaming yang digadang-gadang pesaing Netflix itu otomatis tidak aktif di kedua perusahaan teknologi tersebut.

Menurut pihak Hooq, sejak awal perusahaan berdiri telah terjadi perubahan struktural yang signifikan dari pasar video over-the top atau OTT, serta lansekap kompetisinya. Salah satunya, ada kemauan pasar untuk membayar ketika pilihan layanan terus meningkat.

"Penyedia konten global dan lokal semakin terarah, harga konten terus tinggi, dan kemauan pasar untuk membayar semakin tinggi di tengah serangkaian pilihan yang terus meningkat," kata Hooq, dikutip dari Business Times. Akibat perubahan itu, Hooq menambahkan jika model bisnis yang layak bagi platform OTT independen juga ikut berubah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya