Mensyukuri Ingus yang Tertelan

Ingus dianggap bisa menyelamatkan hidup manusia. Foto ilustrasi sakit flu.
Sumber :
  • Neozep

VIVA.co.id – Membuang atau menelan ingus memang dianggap menjijikkan. Tapi ternyata, ingus tidak seburuk itu. Ingus juga dianggap bisa menyelamatkan hidup manusia sehingga zat lengket itu harus disyukuri, bukan ditakuti.

Studi: Bawang Putih Australia Bisa Membunuh COVID-19 dan Flu, Diklaim Manjur 99 Persen

Dalam Youtube Channel bertajuk ASAP Science, Mitchell Moffit dan Greg Brown mengatakan jika ingus mungkin memiliki rasa manis yang menarik anak-anak untuk menelannya. Ingus merupakan sekresi cairan yang diproduksi di hidung.

"Di tengah masyarakat yang biasa menghindari kotoran dan kuman, ditambah lagi makin banyaknya alergi dan penyakit, menelan ingus mungkin menjadi cara anak-anak mengekspos diri mereka terhadap pathogen yang pada akhirnya bisa membantu membangun sistem kekebalan tubuh mereka," kata Moffit, lulusan University of Guelph, Ontario itu.

Ratusan Burung Pipit di Balai Kota Cirebon Mati karena Cuaca Ekstrem

Dijelaskannya, hidung yang sehat memompa sekitar setengah liter ingus per hari. Namun jika terserang flu, virus menginfeksi tubuh dan bergerak ke dalam selaput lenir sel dan berkembang biak.

"Tubuh merespons dengan mengobarkan sel mukosa, memompa lebih banyak darah ke hidung dan membocorkan lebih banyak air melalui sel sehingga terjadilah pilek. Secara bersamaan, tubuh mengirim sel darah putih untuk menyerang virus dengan bahan kimia, atau menelan sepenuhnya," jelas Moffit.

Ternyata 1 dari 3 Orang Merasa Lebih Nyaman saat Kondisi Sakit

Sejatinya, ditambahkan Brown, lendir hidung terbuat sebagian besar dari air, dicampur protein, karbohidrat, garam dan sel-sel. Tekstur lengket ingus memungkinkan untuk menjebak partikel debu, kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi di saluran pernafasan.

"Jutaan rambut kecil di bagian hidung mendorong ingus kembali ke bagian belakang tenggorokan, menelan dan membiarkanya masuk asam lambung untuk menghancurkan pendatang yang tidak diinginkan," paparnya. (hd)

Sakit flu

Kenaikan Kasus di Musim Pancaroba, Bagaimana Jika Sakit Flu dan COVID-19 Bersamaan?

Masih diperlukan lebih banyak penelitian mengenai bahaya penuh dari mengidap dua penyakit itu, COVID-19 dan influenze sekaligus.

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2023