Booth Sinema Indonesia di Festival Film Berlin Kosong

Anjungan Indonesia di Festival Film Berlin
Sumber :
  • VIVA.co.id / Miranti Hirschmann

VIVA.co.id  - Festival film Internasional Berlinale Jerman, merupakan satu dari festival film terbesar dunia. Selain 400 film yang diputar pada festival ini, satu bagian yang mendatangkan pemasukan paling besar bagi Berlinale adalah pasar film Eropa yang disebut European Film Market (EFM).

Perjuangan Sineas Muda Indonesia Demi Festival Film Berlin

Di sinilah para produser, distributor film seluruh dunia bertemu. Mereka memiiki jadwal pemutaran film yang berbeda dengan yang diputar bagi publik dan jurnalis. Makin banyak peserta EFM membuat Festival Film Berlin ini menyediakan dua lokasi untuk menampungnya, yaitu di gedung Martin Gropius Bau dan Hotel Mariott Potsdamer Platz.

Untuk mencapai kedua lokasi ini pun Berlinale menyediakan mobil mobil shuttle guna mempersingkat waktu. Tahun ini, untuk keempat kalinya Kementerian Pariwisata, dengan membawa bendera Sinema Indonesia ikut berberpartisipasi dalam Pasar Film Eropa, atau European Film Festival.

Film Gunung Kelud Bikin Tertawa Penonton Festival di Jerman

Namun, tahun ini nama-nama yang ikut dalam delegasi Indonesia itu tidak menyertakan satu pun insan film Indonesia. Sejumlah sineas papan atas Indonesia seperti Joko Anwar, Nia Dinata melayangkan protes lewat media sosial. Rencana keberangkatan itu pun dibatalkan beberapa jam sebelum pesawat take off.

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id di ajang Berlinale ada hari pertama, Booth nomer 108 di Hotel Mariott lantai satu tampak kosong. Ada tulisan besar Indonesian Cinema pada dinding booth tersebut. Sehelai poster dengan logo Wonderful Indonesia dan logo Berlinlae ke-65 yang sudah terpasang. 

Film Gunung Kelud Bikin Tertawa Penonton Festival di Jerman

Seperangkat kursi meja makan dan seperangkat kursi meja tamu dan sebuah lemari kecil berkunci untuk penyimpanan barang. Di atas meja berkursi empat, terdapat poster wonderful Indonesia yang belum terpasang, booklet EFM dan kartu ucapan selamat datang dari EFM.

Pihak EFM Berlinale yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa Indonesia memang membatalkan kehadiran mereka ke Berlin. “Bayar atau tidak bayar, Indonesia pasti membayar. Mereka sudah tanda tangan kontrak. Booth sudah terpampang nama Indonesia”.

Booking untuk sewa booth di Berlinale harus dilakukan jauh hari, sekitar lima hingga enam bulan sebelumnya. John Badalu, penggiat film Indonesia yang juga salah satu programmer di Berlinale mengatakan bahwa untuk membooking booth di Berlinale, setidaknya pihak penyewa sudah harus manandatangan kontrak tiga bulan sebelum Berlinale berlangsung.

“Jadi, sudah ada dalam kalender acara Kementrian Pariwisata untuk hadir di Berlin,” ujarnya.

Jawaban negatif

John Badalu mengakui, sejak kedua film pendek Indonesia diumumkan masuk seleksi Berlinale, ia berupaya membantu mencari sponsor bagi para sutradara agar dapat terbang ke Berlin dan hadir pada pemutaran film mereka. Saat mengontak Kementerian Pariwisata yang biasanya gencar mempromosikan film di Luar negeri, John mendapat jawaban negatif.

“Waktu itu mereka bilang, mereka tak punya dana untuk mendatangkan siapa pun ke Berlin," kata dia.

Booth Sinema Indonesia yang luasnya sekitar 15 meter persegi yang tampak sepi dan kosong itu menjadi pertanyaan bagi para peserta dan pengunjung EFM. Rahmat Adam dari Creative Content Association Malaysia di booth film Malaysia mengatakan, “Sejak kemarin, kami persiapan di booth, saya belum lihat kegiatan apa-apa di Indonesia punya booth. Saya sebetulnya looking forward for our neighbor to come. Tetapi, belum lagi ada”.

Ditilik dari luasnya, booth Malaysia sedikit lebih kecil dari booth Indonesia, sekitar 13 meter persegi. Untuk menyewa booth sebesar itu, Rahmat Adam mengatakan, “Cost booth kami tidak lebih dari 7.000 Euro. Anggaran cost, termasuk perjalanan empat anggota delegasi, hotel, termasuk marketing dan advertisement di majalah Hollywood Reporter, total tidak lebih dari 20.000 Euro (sekitar Rp300 juta)." (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya