- raudhatul zannah/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Uni Eropa untuk membahas perkembangan industri film di Tanah Air. Hal itu diawali dengan program bertukar pandang terkait kebijakan yang perlu diterapkan untuk menaikkan industri perfilman.
Maka akan ada sebuah diskusi di Jakarta yang menghadirkan lima ahli dari Eropa asal Belgia, Estonia, Prancis, Jerman, dan Polandia. Mereka akan berbicara soal kebijakan industri perfilman, terutama dalam hal insentif keuangan publik, seperti dana, untuk membuat dan memajukan film.
Di mana pendanaan itu tentunya dapat berkontribusi mendorong berkembangnya industri film dan menghasilkan pertumbuhan indsurti tersebut, serta menghasilkan lapangan pekerjaan.
"Kami sangat hargai dan hormati kerjasama ini bisa diselenggarakan. Ini kerja luar biasa, terutama di industri film Indonesia," kata Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik, di Hotel Harris, Jl. Hayam Wuruk, Jakarta, Kamis 4 Mei 2017.
Diskusi itu, menurut Ricky, menjadi kesempatan besar untuk memperkaya pengetahuan dan ide baru untuk mengimplementasikan pembaharuan, khususnya pembaharuan kreatifitas di bidang industri film bagi para pelakunya.
"Ini adalah suatu prioritas, industri film ini dapat mendorong langsung terhadap perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia," ujarnya.
Dengan kerjasama itu juga, Ricky berharap film -film Indonesia bisa disaksikan di luar negeri. Tak hanya itu, ia juga berharap nantinya Indonesia kerap memberikan insentif atas karya-karya, baik dari lokal maupun mancanegara.
"Diharapkan, Indonesia dapat memberi insentif lebih baik dengan negara sahabat. Khususnya dari kondisi perfilman Indoneisa, lebih dari 10 film Indonesia yang sudah ditayangkan di luar negeri dan ini luar biasa," tambah Ricky. (ren)
