Tantangan Ferry Salim Berperan Jadi Anjing Besar

Ferry Salim
Sumber :
  • VIVA.co.id/Shintaloka Sicca

VIVA.co.id – Ferry Salim mendapat tantangan baru dalam pengalamannya bermain akting dengan melakukan dubbing film The Secret Life of Pets sebagai seekor anjing besar bernama Duke. Permainan olah suara dan penyesuaian emosi menjadi titik beratnya. 

Warga Kian Resah Dengan Maraknya Pelacuran di Jalanan Kota Ini

Kesulitan pertama menurut Ferry adalah perannya yang bukan manusia, melainkan anjing. Sehingga kesulitan keduanya adalah harus mempelajari karakter tersebut seperti apa. Lalu ketiga kesulitannya adalah menyesuaikan gerak mulut tokoh anjing yang sebelumnya telah menggunakan bahasa berbeda. 

Ferry mendapatkan karakter seekor anjing besar berbulu lebat yang sedikit nakal. Sehingga, ia dituntut mengeluarkan suara yang berat. 

Serius Berpolitik, Verrell Bramasta Mau Belajar ke Inggris Dulu Sebelum Dilantik Jadi Anggota DPR

Tantangan dalam penggunaan kata, ia katakan, seperti kata ‘saya makan’ di versi aslinya Bahasa Inggris adalah ‘i am eating’. Ia dan vocal coaching film pun berusaha untuk mencari kosakata yang cukup pas untuk menyesuaikan gerakan mulut visual si tokoh. 

"Kesulitannya dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, perbedaan bahasa itu kadang-kadang membuat soul-nya berbeda," ujar Ferry di Grand Hyatt Jakarta pada Selasa, 6 Juni 2017. Ia mengungkapkan masalah pemilihan kata tersebut seringkali baru ditemukan ketika dubbing berlangsung. 

Ini 5 Sistem Pertahanan Udara Israel yang Bekerja Lembur Cegat Rudal Balistik Iran

Selebihnya, ia katakan proyek yang baru dijajalnya ini berjalan menyenangkan dan lancar. Ia berdalih dengan bermain sebagai dubber, ia tidak perlu repot berdandan dan dia dapat bebas berekspresi tanpa canggung atau malu.

"Menangnya adalah ekspresi gue enggak kelihatan, dan gue enggak harus make-up, enggak harus macam-macam, terserah gue mau pakai apa, gue juga bebas gerak, tinggal gerak-gerak saja," ungkapnya. 

Ia memerlukan enam atau tujuh hari untuk menyelesaikan semua bagiannya, yang semula dijadwalkan 12 hari. 

"Gue dijadwalkan harus 12 kali pertemuan, tapi ternyata setelah jalan, gue cuma enam atau tujuh kali pertemuan, karena gue termasuk orang yang enggak mau selesai, pas jadwal jam delapan malam di atas enggak ada lagi, sikat lagi dong," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya