Kebayaku, Bukti Kecintaan Mien Uno Terhadap Kebaya

Mien R. Uno
Sumber :
  • VIVAnews/Riska Herliafifah
VIVAlife
900 Ribu Penumpang Diprediksi Padati KRL Jabodetabek pada Hari Kerja Pertama Usai Libur Lebaran
- Kekayaan busana tradisional Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Masing-masing daerah dari Sabang sampai Merauke, memiliki ciri khas tersendiri. Namun, kebaya busana tradisional wanita ini seperti menjadi simbol keanggunan para kaum hawa di Indonesia.

Remake Makanan Thailand Versi Low Calorie, Jadi Menu Sehat dengan Cita Rasa Serupa

Busana tradisional mencerminkan keanggunan, kearifan, dan karakter wanita Indonesia yang bersahaja. Kebaya pun menginspirasi, bahkan menjadi bagian dari hidup seorang pakar pendidikan Mien R. Uno. Wanita yang mengenal kebaya dari sang ibu, bahkan semenjak ia kecil.
Kemenangan di Depan Mata Buyar, Pelatih Persib Bandung Soroti Pertahanan


Dari kecintaan terhadap kebaya dan batik, ibunda dari pengusaha Sandiaga Uno itu menyusun sebuah buku berjudul
Kebayaku
.


Wanita yang akrab disapa Ibu Mien itu menuturkan bahwa ia terinspirasi dari cara sang ibu dalam berbusana yang berbeda dengan orang Eropa atau peranakan di sekitarnya.


"Selain itu, banyak juga yang bertanya kepada saya bagaimana cara memakai kebaya sesuai dengan berbagai kesempatan. Untuk itu, saya berkeinginan untuk memdokumentasikannya supaya orang-orang bisa langsung mempelajarinya," kata Mien dalam peluncuran buku terbarunya di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Rabu 19 November 2014.


Mien tak hanya membuat buku ini untuk para generasi muda, namun juga didedikasikan kepada mantan ibu negara Ani Yudhoyono. Mien mengaku terinspirasi atas dedikasi Ani terhadap bangsanya.


"Untuk buku saya sekarang, saya membuat buku untuk ibu Ani, karena beliau selama satu dekade selalu memberi kata sambutannya. Beliau sangat cerdas dan banyak berbuat untuk bangsa. Beliau mendokumentasikan tentang tenun, batik, flora, dan fauna khas Indonesia, itulah dedikasi dari beliau," tambah Mien.


Buku
Kebayaku
ini ditulis oleh Debbie S. Suryawan, berisi banyak cerita mengenai kebaya. Dari mulai sejarah, pakem kebaya, jenis kebaya, juga perkembangan kebaya dari berbagai masa.


Dalam buku itu, Mien juga memberi inspirasi padu padan kebaya. Bagaimana mencocokan kebaya dengan aksesori yang sesuai. Misalnya, padu padan kebaya dengan sepatu, mengingat Mien memang kolektor aksesori karya pengrajin lokal Indonesia.


Acara peluncuran buku
Kebayaku
juga dihadiri oleh para desainer yang karya-karyanya mengisi halaman buku tersebut, di antaranya adalah Edward Hutabarat, Chossy Latu, dan Didiet Maulana. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya