Menakjubkan Seorang Kakek Habiskan Rp140 Juta Bangun Rumah Pohon

Terry membangun rumah pohon
Sumber :
  • Metro.co.uk/Michael Scott

VIVA – Kakek berusia 65 tahun, Terry Meredith, menghabiskan banyak waktu untuk membangun sebuah rumah pohon yang unik. Tak hanya itu, untuk mewujudkan impian memiliki rumah pohon yang sempurna, ia bahkan rela menghabiskan uang sekitar 8.000 Poundsterling atau setara Rp 140,8 juta.

Jokowi Resmikan Huntap hingga Proyek Infrastruktur Pascabencana di Sulteng

Rumah pohon yang berjarak lima meter di atas tanah tersebut bisa menampung sepuluh orang di dalamnya. Rumah pohon ini juga dilengkapi fasilitas BBQ, dua kamar dan benar-benar tersembunyi jauh dari pandangan orang.

Dikutip laman Metro, rumah pohon ini bisa jadi tempat persembunyian yang sempurna. Rumah mini ini juga memiliki pemandangan indah karena terletak di antara empat pohon yang memberikan pemandangan ke Bukit Welsh, Cotswolds dan Bukit Malvern.

Makin Sulit Dapat Hunian yang Layak di Jakarta, Ini Sebabnya

Setelah rumah ini rampung dibangun, Terry Meredith sering menikmati malam musim panas di rumah pohonnya di Uley, Gloucestershire. Demi mewujudkan impian anak-anak, Terry membangun rumah pohon ini sendirian.

Terry awalnya berencana menebang pohon willownya yang besar pada tahun 2016, tetapi terpesona oleh pemandangan dari atas. Itulah yang menginspirasinya untuk membuat rumah pohon untuk anak-anaknya.

Anak Jaksel Boleh Seneng! Kawasan Senopati Dipercantik Lampu Estetik Bergaya Arsitektur Eropa

"Pohon willow di ujung kebun saya telah tumbuh sangat besar sehingga menghalangi matahari terbenam," kata Terry.

"Aku akan mengurangi pohon itu dengan memotong setengahnya, tetapi ketika aku memanjat, aku tidak bisa percaya pemandangan yang luar biasa hanya berjarak 50 meter dari rumahku. ‘Saya terpesona oleh pegunungan Welsh, lereng curam Cotswold dan benteng zaman batu Uley Berry."

Rumah pohon dengan pemandangan indah di sekitarnya, bagai surga untuk Terry. Ia pun tertarik untuk berbagi pandangan menakjubkan ini dengan keluarga dan teman-temannya.

"Sekarang enam tahun kemudian, bahkan orang asing pun datang untuk mengintip. ‘Saya seorang tukang listrik tetapi saya ahli dalam pertukangan kayu, jadi tidak terlalu sulit bagi saya untuk membangun rumah pohon." terang Terry.

Butuh waktu sekitar delapan bulan untuk membangun rumah pohon ini. Meski sempat membangunnya sendiri, tapi Terry juga mendapatkan bantuan dari teman-temannya.

Terry membeli bahan material dan membuat semua barang kerajinan sendiri. Sekarang, rumah pohon ini berfungsi sebagai tempat nongkrong untuk teman dan keluarga.

"Ini adalah tempat yang sempurna untuk menyaksikan matahari terbenam, berkumpul dengan keluarga dan tertawa, aku menyukainya,” ucapnya. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya